https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

PSR dan Harga, Dilema Pemilik Sawit Tua

PSR dan Harga, Dilema Pemilik Sawit Tua

Ketua KUD Sawit Bangkit, Agung Mudjiono (kanan), dalam sebuah kegiatan perkelapasawitan dengan masyarakat (Dok. pribadi) Ketua KUD Sawit Bangkit, Agung Mudjiono (kanan), dalam sebuah kegiatan perkelap


Seruyan, Elaeis.co - Para petani sawit yang tergabung dalam KUD Sawit Bangkit di Desa Sukorejo, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, sedang mengalami dilema. Niat mereka ikut Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) terus dibayangi oleh peningkatan harga tandan buah segar (TBS).

Ketua KUD Sawit Bangkit, Agung Mujiono, mengatakan, kebanyakan kebun sawit petani anggota koperasi tersebut harus diremajakan atau replanting karena sudah tua. “Rata-rata usia tanaman sudah  mencapai 20 sampai 24 tahun, ditanam antara tahun 1996-1997. Yang paling muda ditanam tahun 2001 lalu,” katanya kepada Elaeis.co, Senin (28/10/2021) pagi.

Ia dan anggota KUD Sawit Bangkit lain merasa situasi yang terjadi saat ini seperti makan buah simalakama. Jika ikut PSR, otomatis pendapatan hilang. Apalagi harga TBS sedang tinggi-tingginya.

“Tapi kalau tak ikut PSR, khawatir program ini tak berlanjut. Sekarang kan didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), petani dibantu untuk urusan jaminan hidup dan pembiayaan pemeliharaan tanaman sawit selama belum panen perdana,” jelasnya.

“Benar-benar pilihan yang sulit. Tapi saya sudah wanti-wanti kawan-kawan jangan sampai program ini suatu waktu berakhir dan kami belum replanting. Atau bagaimana nanti kalau harga TBS tiba-tiba anjlok,” imbuhnya.

Sebagai jalan tengah, anggota koperasi akhirnya memilih ikut program PSR secara bertahap dimulai dengan tanaman sawit yang paling tua dan produktivitasnya rendah.

“Dari lahan seluas 1.600 hektar yang dikelola KUD, yang ikut replanting baru sekitar 150 hektar. Berikutnya menyusul 50 hektar lagi. Enggak bisa kami lakukan replanting sekaligus, harus bertahap agar kami tak kehilangan pendapatan,” tukasnya.

Untungnya, koperasi tersebut saat ini memiliki usaha satu unit pom bensin skala mini, empat buah truk pengangkutan TBS dan satu alat berat yang bisa disewakan, serta usaha simpan pinjam. “Sehingga KUD masih bisa membantu para anggotanya,” tukasnya. 


 

Komentar Via Facebook :