Babel, elaeis.co - Bicara tentang program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sawit ini pemerintah tengah getol-getolnya mensukseskan program yang digawangi BPDPKS itu. Namun program ini justru tidak berjalan signifikan di Provinsi Bangka Belitung (Babel).

"Totalnya memang kita belum hitung, namun yang sudah terealisasi sangat sedikit," ujar Ketua DPW APKASINDO Bangka Belitung, Sahurudin kepada elaeis.co, Rabu (28/9).

Program ini kurang berjalan lantaran mayoritas kelapa sawit di Bangka Belitung masih dikategorikan tanaman muda. Tidak banyak masuk katagori tanaman berusia 20 tahun. "Memang ada yang lebih tua, namun sangat sedikit," timpalnya.

Bukan hanya itu, minat petani untuk mengajukan PSR juga sangat rendah. Selain karena faktor petani swadaya, juga karena kebanyakan masyarakat Babel menganggap berkebun hanyalah sampingan saja.

"Petani yang ada ini memiliki beberapa pilihan usaha. Sehingga mereka tidak fokus berkebun. Jadi memang berjalan enjoy aja. Kalau sudah saatnya tumbang, ya ditumbang gitu aja. Tidak menggebu-gebu seperti daerah lain," bebernya.

Memang ada juga masyarakat di Babel yang mutlak penghasilannya dari kebun kelapa sawit. Namun usia tanaman masih muda. "Ini lah yang menjadi salah satu faktor perkembangan kelapa sawit di Bangka Belitung tidak signifikan seperti provinsi lain," tandasnya.