Berita / Nasional /
Program B40 Sedot Sekitar 28 Persen Produksi CPO Nasional
Biodiesel B40. Foto: Kementerian ESDM
Jakarta, elaeis.co - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya mewujudkan swasembada energi. Pemanfaatan bahan bakar berbasis energi bersih melalui biodiesel terus digenjot.
Realisasi produksi biodiesel tahun 2024 melampaui target hingga 116,4%, yakni mencapai 13,15 juta kiloliter (KL) dari target awal 11,3 juta KL, yang dimanfaatkan untuk program B35. Dari angka tersebut terjadi penghematan devisa sebesar USD7,8 miliar atau Rp 124,28 triliun, dan menyerap tenaga kerja lebih dari 14 ribu orang (off-farm) dan 1,95 juta orang (on-farm).
Untuk tahun 2025, program mandatori biodiesel ditingkatkan menjadi B40. Kementerian ESDM menargetkan realisasi biodiesel B40 sekitar 15,62 juta KL. Diproyeksikan akan terjadi penghematan devisa sebesar Rp147,5 triliun, pengurangan emisi mencapai 41,46 juta ton CO2 ekuivalen, penurunan impor solar menjadi 4,6 juta KL, terjadi peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel sebesar Rp20,98 triliun.
Untuk merealisasikan target produksi B40, kebutuhan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun 2024.
Menurut Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo, untuk memproduksi B35 pada tahun 2024 dibutuhkan CPO sekitar 12,18 juta ton atau sekitar 24% dari total produksi CPO nasional. Sementara untuk memproduksi 15,62 juta KL B40, dibutuhkan CPO sekitar 14,2 juta ton atau sekitar 28% dari produksi CPO nasional.
“Kebutuhan CPO ke depan akan terus bertambah karena program biodiesel akan terus ditingkatkan persentasenya,” katanya dalam pernyataan resmi dikutip elaeis.co, Kamis (27/2).
Menurutnya, setiap meningkatkan presentase biodiesel, Kementerian ESDM selalu melakukan kajian dan pengujian seperti uji jalan dan uji mesin baik alat berat hingga kereta api. “Sekarang kami sedang melakukan kajian untuk B50, termasuk bagaimana aspek kecukupan CPO-nya, supaya kita siap ketika nanti akan diimplemenetasikan,” tukasnya.
Dia menyatakan bahwa penerapan biodiesel hingga saat ini relatif lancar, baik dari sisi pasokan maupun penyaluran. “Dari sisi kualitas, misalnya, saat ini sudah jarang terdengar isu seperti mesin kendaraan yang cepat rusak. Isu teknis filter bahan bakar, ini pas awal-awal saja isunya. Saat ini tidak lagi isu yang seperti itu,” ujarnya.







Komentar Via Facebook :