https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Produktivitas Perkebunan Sawit di Bengkulu Masih Rendah

Produktivitas Perkebunan Sawit di Bengkulu Masih Rendah

TBS kelapa sawit usai dipetik.


Bengkulu, elaeis.co - Produktivitas perkebunan sawit yang dikelola oleh petani swadaya di Bengkulu masih tergolong rendah. 

Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Bengkulu, John Irwansyah Siregar, produktivitas perkebunan swadaya masih rendah dengan rata-rata berkisar 10-15 ton tandan buah segar (TBS) per hektar per tahun. 
"Kalau dirata-rata, dari hasil TBS itu petani hanya mampu menghasilkan minyak sekitar 1-1,5 ton per hektar, dengan tingkat rendemen minyak di bawah 20 persen," ungkap John, Sabtu 24 Februari 2024.

Menurut John, ada banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya tingkat produktivitas petani swadaya sawit. Pertama, beberapa petani tidak menggunakan bibit kelapa sawit berkualitas. "Kondisi ini makin diperparah dengan adanya bibit palsu banyak beredar di tahun 90an sampai dengan awal tahun 2000," tambah John.

Kedua, lanjut John, jumlah tanaman per hektar (SPH) tidak mencapai 120-128 namun di bawah dari 100 pokok. Kondisi ini menyebabkan produktivitas TBS per hektar di tingkat petani swadaya rendah. 
"Sedangkan di tingkat perusahaan rata-rata 128-136 pokok per hektar. Bahkan sekarang sudah menggunakan bibit yang dapat ditanam 143 pokok per hektar," jelasnya.

Selain itu, menurut John, petani swadaya tidak melakukan pemupukan tepat jenis, tepat dosis, dan tepat waktu. Apalagi, apabila harga TBS sedang rendah biasanya para petani tidak melakukan pemupukan atau melakukan pemupukan apa adanya saja. 
"Bahkan, para petani swadaya kurang melakukan perawatan tanaman dengan baik seperti penyiangan gulma, prunning, pemberantasan hama, dan penyakit. Kesemua faktor ini tentunya menjadi PR bersama yang harus segera dituntaskan," ujarnya.

Menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten/Kota di Bengkulu diharapkan dapat memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan produktivitas perkebunan sawit. Melalui penyuluhan dan bantuan teknis yang tepat, diharapkan petani swadaya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mereka. "Kemitraan antara pemerintah, perusahaan, dan petani swadaya perlu ditingkatkan untuk mencapai produktivitas yang lebih baik," kata John.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku, diperlukan peran serta aktif dari GAPKI dan organisasi-organisasi terkait dalam memberikan pendampingan serta pelatihan kepada petani swadaya. Dengan demikian, diharapkan para petani swadaya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola perkebunan sawit secara efisien dan berkelanjutan.
"Pendampingan serta pelatihan kepada petani swadaya diharapkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola perkebunan sawit secara efisien dan berkelanjutan," ujar Rohidin.

Meskipun tantangan dalam meningkatkan produktivitas masih besar, namun dengan kerjasama yang baik antara semua pihak terkait, diharapkan dapat tercapai peningkatan yang signifikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. "Kami optimis bahwa dengan upaya bersama, produktivitas perkebunan sawit di Bengkulu dapat meningkat secara bertahap," tutup Rohidin.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :