https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Produksi Sawit India Seret, Indonesia Penyelamat

Produksi Sawit India Seret, Indonesia Penyelamat

Ketua Asian Palm Oil Alliance (APOA), Atul Chaturvedi.


Jakarta, elaeis.co - India kembali berada di persimpangan jalan dalam urusan pasokan minyak sawit. 

Di tengah konsumsi yang terus melonjak dan politik regional yang makin bergejolak, Negeri Bollywood itu masih kesulitan mengejar target produksi sawit nasional. 

Kondisi ini membuat Indonesia tetap menjadi penopang utama kebutuhan minyak sawit India untuk beberapa tahun ke depan.

Kegelisahan ini mencuat dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025, ketika Ketua Asian Palm Oil Alliance (APOA), Atul Chaturvedi, membeberkan fakta terbaru soal lambatnya progres program besar India yaitu National Mission on Edible Oils-Oil Palm (NMEO-OP).

Program yang diluncurkan pada 2021 itu punya ambisi besar yaitu membuka 1,67 juta hektare kebun sawit dan menghasilkan 2,8 juta ton CPO pada 2030. Pemerintah India bahkan sudah menyiapkan subsidi besar-besaran, mulai dari bahan tanam, pupuk, infrastruktur, sampai pelatihan petani.

Namun realitasnya jauh dari harapan. Hingga 2030, India diperkirakan hanya mampu menambah 750 ribu hektare kebun baru dengan produksi sekitar 1 juta ton CPO. Artinya, target yang dicanangkan hanya tercapai sepertiga.

Sementara itu, permintaan dalam negeri terus menanjak tajam. Konsumsi minyak sawit India saat ini sudah mencapai 8,25 juta ton, dan total kebutuhan minyak nabati diproyeksikan menyentuh 50 juta ton pada 2047 seiring pertumbuhan ekonomi dan populasi. 

Kesenjangan pasokan inilah yang memastikan Indonesia tetap menjadi pemasok utama bagi India, bahkan dalam jangka panjang.

Chaturvedi mengingatkan bahwa pasar India sangat sensitif terhadap harga global. Naik sedikit, permintaan bisa langsung beralih ke minyak nabati lain. 

Karena itu, Indonesia harus menjaga kualitas produk, pasokan stabil, dan harga tetap bisa bersaing agar tidak mudah tersingkir oleh minyak kedelai atau minyak bunga matahari.

Ia juga menekankan pentingnya diplomasi industri untuk menjaga citra positif minyak sawit di India. Selama ini, kampanye negatif dan misinformasi masih menjadi tantangan besar yang perlu ditangani secara konsisten.

Meski India berusaha keras mengejar swasembada sawit, hambatan struktural, mulai dari iklim, produktivitas, hingga kesiapan petani membuat laju produksi sulit menyaingi kebutuhan yang terus membengkak. Di sinilah peluang Indonesia terbuka lebar.

Menurut Chaturvedi, Indonesia tidak hanya punya peluang sebagai pemasok terbesar, tetapi juga sebagai mitra strategis jangka panjang yang berperan menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan rantai pasok di Asia Selatan.

Dengan konsumsi India yang terus melaju dan produksinya yang masih jauh dari ideal, satu hal jelas: Indonesia tetap menjadi penyelamat pasokan minyak sawit India dalam waktu yang lama.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :