https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

PKS di Bengkulu Didorong Ekspor Serat Kelapa Sawit 

PKS di Bengkulu Didorong Ekspor Serat Kelapa Sawit 

Buyer saat memantau kualitas serat kelapa sawit di salah satu PKS di Bengkulu.


Bengkulu, elaeis.co - Kantor Karantina Pertanian Bengkulu mendorong Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Bengkulu untuk meningkatkan ekspor serat kelapa sawit. Hal ini dilakukan guna mengatasi akumulasi serat kelapa sawit yang belum diekspor.

Menurut Kepala Karantina Bengkulu, Aris Hadiyono SP, banyak pabrik kelapa sawit di Bengkulu menghasilkan sejumlah besar serat kelapa sawit sebagai limbah dari proses pengolahan buah sawit. Dimana setiap 1 ton kelapa sawit dapat menghasilkan serat kelapa sawit sekitar 12%-13% atau sebanyak 120-130 kilogram.
"Produksi serat kelapa sawit di Bengkulu tinggi, karena setiap memproduksi 1 ton kelapa sawit itu bisa menghasilkan sampai 130 kilogram serat," kata Aris, Minggu 11 Februari 2024.

Melihat besarnya produksi serat kelapa sawit, Aris mendorong agar PKS melakukan ekspor. Sebab kebutuhan serat di luar negeri cukup tinggi. Mengingat manfaat serat kelapa sawit yang beragam. Salah satunya, digunakan sebagai alternatif energi biomassa pengganti solar dan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap.
"Kebutuhan serat di luar negeri cukup tinggi, karena serat kelapa sawit dapat digunakan sebagai energi biomassa," ujar Aris.

Selain itu, serat kelapa sawit juga digunakan dalam industri bubur kertas. Sehingga membuka peluang baru untuk industri kertas di daerah.
"Ini juga bisa untuk bahan baku pembuatan kertas," tuturnya.

Selain sebagai bahan bakar dan bahan baku industri kertas, serat kelapa sawit juga memiliki manfaat agronomis. Salah satunya adalah peningkatan kesuburan tanah melalui pemakaian serat kelapa sawit sebagai pupuk organik.
"Kami berharap dengan peningkatan ekspor serat kelapa sawit, tidak hanya mengurangi akumulasi limbah di pabrik-pabrik kelapa sawit, tetapi juga membuka peluang baru dalam pemanfaatan limbah pertanian untuk kegiatan ekonomi yang berkelanjutan," tambah Aris.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku, mendukung ekspor serat kelapa sawit. Pihaknya melihat potensi besar dalam pemanfaatan serat kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan dan bahan baku industri yang ramah lingkungan.
"Saya mendukung ekspor, tapi kalau potensinya lebih besar ada baiknya itu dimanfaatkan secara mandiri sebagai sumber energi terbarukan dan bahan baku industri yang ramah lingkungan," ujar Rohidin.

Rohidin berharap, industri kelapa sawit di Bengkulu dapat bergerak menuju arah yang lebih berkelanjutan, tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga lingkungan. Penggunaan serat kelapa sawit menjadi salah satu langkah awal dalam memperluas jangkauan manfaat dari industri ini untuk masyarakat dan lingkungan sekitar.
"Saya berharap industri kelapa sawit di Bengkulu dapat bergerak menuju arah yang lebih berkelanjutan dan bisa menggunakan serat kelapa sawit menjadi salah satu langkah awal dalam memperluas jangkauan manfaat," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :