Berita / Bisnis /
Petani Sawit Kecewa, Tak Dapat Pupuk Subsidi-Pupuk Kimia Dimahalkan
Ilustrasi pupuk. Antara
Pekanbaru, elaeis.co - Petani sawit komplain dengan kebijakan pemerintah yang dinilai diskriminasi. Sebab, mereka tidak dapat jatah pupuk subsidi, tapi pupuk kimia justru dimahalkan.
"Kecewa berat dengan pemerintah, pupuk kimia mahal sekali, mentang-mentang harga sawit tinggi. Kami tak menuntut pupuk subsidi, tapi tolong turunkan lah harga pupuk kimia yang komersil," ujar Anto, salah satu petani sawit di Indragiri Hulu kepada elaeis.co Kamis (7/4).
Meski demikian, Anto merasa bangga hasil sawitnya ikut dipungut dalam ekspor CPO untuk mensubsidi petani holtikultura. Dia senang bisa memberikan kontribusi untuk negara.
"Tapi sebaliknya, negara malah mempermainkan petani sawit. Tolong lah Pak Jokowi, turunkan harga pupuk untuk kami, mahal kali para penjual pupuk itu memberikan harga," ketus Anto diikuti anggukan petani lainnya.
Rizki, petani lainnya menjelaskan hitung-hitungan harga sawit dengan pupuk yang mahal memang tak sebanding. Namun, tetap saja, ketika sesuatu harga barang naik, maka diikuti kenaikan harga sembako dan lainnya.
"Harga pupuk mahal, tentu harga lainnya ikutan mahal. Itu sudah spontan di pasaran. Padahal, tidak semua bahan pupuk dari luar negeri," kata Rizki.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan membatasi penyaluran pupuk subsidi. Hal ini karena naiknya harga pupuk di pasar internasional dampak kondisi perang Rusia – Ukraina.
Pupuk yang akan disubsidi nantinya hanya pupuk urea dan NPK. Selain itu, pupuk subsidi diantaranya untuk padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, kakao dan tebu rakyat.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian juga telah berkirim surat ke semua manajemen PT Pupuk Indonesia (Persero) di seluruh provinsi terkait rekomendasi Panja Komisi IV DPR RI tentang perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi. Dalam surat tersebut, tidak ada alokasi pupuk subsidi untuk tanaman kelapa sawit.







Komentar Via Facebook :