Berita / Nusantara /
Petani Sawit Diingatkan tak Habiskan Duit untuk Kredit
Hasil panen sawit petani swadaya dibeli oleh pengepul. Foto: Adin Salihin
Jambi, elaeis.co - Petani sawit diminta menjadikan momen anjloknya harga sawit secara tiba-tiba sebagai pelajaran berharga. Bahwa harga tandan buah segar (TBS) tak selamanya mahal.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Prof Dr Dompak Mt Napitupulu, mengatakan, banyak petani kelimpungan ketika pabrik membeli hasil panennya dengan harga murah.
"Harga sempat menyentuh Rp 4.000/kg, petani untung besar dan berpikir situasi ini akan jangka panjang," katanya kepada elaeis.co.
Di tengah euforia tingginya harga sawit, katanya, banyak petani membeli barang mewah dengan cara kredit. "Mereka beli mobil, rumah, atau barang lain yang tidak perlu. Dan celakanya dengan cara dicicil pula," katanya.
Itu sebabnya saat harga TBS jatuh, petani juga seperti terjerembab. "Buruknya manajemen keuangan membuat petani akhirnya pusing sendiri dengan berbagai tagihan," ujarnya.
"Inilah yang menjadi kelemahan petani di Indonesia. Mindset-nya belum membelanjakan uang ke sektor yang lebih produktif," tambahnya.
Dia berharap pemerintah lewat para penyuluh mengedukasi petani agar memanfaatkan uangnya untuk meningkatkan produksi. Misalnya mengaplikasikan teknologi, membeli lahan baru, atau membuka usaha lain di bidang perdagangan atau jasa.
"Supaya ada penopang lain saat hasil dari kebun sawit tak cukup. Jangan malah uangnya dipakai buat kredit fortuner, petani harus berpikir investasi," tukasnya.
"Anjloknya harga TBS merupakan salah satu edukasi supaya petani sadar harga bisa turun kapan saja. Saat untung besar, investasilah ke hal yang produktif," tambahnya.







Komentar Via Facebook :