Pekanbaru, elaeis.co - Menurut hitungan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, seharusnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sudah dibeli dengan harga yang lumayan tinggi dibanding HET Rp1.600/kg yang digaungkan beberapa waktu lalu. Malah angkanya ditargetkan mencapai Rp2.440/kg pada akhir Agustus nanti.

Meski apresiasi terkait perhatian pemerintah terhadap industri kelapa sawit, Ketua Umum DPP Aspek-PIR Indonesia, Setiyono justru bingung dengan cara perhitungan Mendag. Pasalnya setau dia, penetapan harga itu dilakukan sesuai dengan Permentan 01 Tahun 2018.

"Ada rumus dalam aturan tersebut. Nah, jika Mendag hanya mengakumulasikan kebijakan dan HET maka secara tidak langsung menabrak Permentan tadi," ujarnya kepada elaeis.co, Senin (8/8).

Bukan hanya menggunakan rumus, ada beberapa komponen juga yang menjadi perhitungan harga TBS. Diantaranya yakni harga CPO, rendemen tabel, harga kernel dan sebagainya.

"Kita juga tidak tahu, apakah harga yang ditargetkan itu untuk petani swadaya atau secara global. Ini menjadi pertanyaan kita," ujarnya.

Jika dihitung saat ini dengan komponen yang ada harga TBS untuk petani plasma itu sudah menyentuh angka Rp2.450/kg. Angka ini justru lebih tinggi ketimbang target Mendag tadi.

"Memang harga itu tidak sepenuhnya menjadi patokan tiap minggunya. Sebab harga CPO juga naik turun," tuturnya.

"Kita tetap berharap harga TBS terus meningkat. Kita juga dukung dan apresiasi pemerintah terus memperhatikan petani kelapa sawit," imbuhnya.