Berita / Sumatera /
Petani Mau Beralih ke Kelapa Sawit, Lada Terancam Tinggal Sejarah
Petani memanen lada. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Petani lada di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, banyak yang merasa cemas dengan kondisi tanaman lada mereka yang mati akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan mereka ingin beralih ke tanaman kelapa sawit.
Salah satu petani lada di Kabupaten Kaur, Rudi mengatakan, musim kemarau yang berlangsung cukup lama telah mengakibatkan banyaknya tanaman lada yang mati di daerah ini. "Hampir 200 batang tanaman lada milik saya juga mati. Hal itu tentu saja merugikan kami sebagai petani lada. Kemungkinan nanti akan beralihlah ke tanaman sawit," kata Rudi, Jumat (29/9).
Beralihnya petani lada ke tanaman kelapa sawit sepertinya menjadi opsi yang masuk akal mengingat kondisi iklim yang semakin tidak stabil. "Jika harus menanam lada kembali, dikhawatirkan akan kembali mati. Sebab kondisi iklim saat ini sudah berubah signifikan. Jadi, sawit adalah alternatif yang lebih tahan terhadap perubahan iklim," ujarnya.
Dia mengakui, dari segi harga, nilai ekonomi kelapa sawit masih lebih rendah dari pada lada. Namun sawit lebih aman terhadap risiko kerugian akibat perubahan iklim yang semakin tak terduga.
"Walaupun lada lebih mahal dibandingkan sawit, tapi kami akan tetap memilih sawit, karena sawit tidak mudah mati seperti lada," tuturnya.
Petani lada di daerah itu sudah banyak melakukan tumpang sari dengan tananam sawit meskipun tanaman ladanya masih berproduksi. Rudi adalah salah satu petani yang hingga saat ini masih mempertahankan tanaman lada karena alasan warisan leluhur.
Namun ancaman kekeringgan dan perubahan iklim membuatnya dan banyak petani lada lainnya mulai goyah. Karena itulah pemda setempat diharapkan turun tangan agar predikat Kaur sebagai penghasil lada terbesar di Bengkulu sejak zaman kolonial Belanda tidak tinggal sejarah.







Komentar Via Facebook :