https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Kelapa Sawit di Bengkulu Khawatir Harga Telur Ayam akan Sama dengan TBS Kelapa Sawit, Kok Bisa!

Petani Kelapa Sawit di Bengkulu Khawatir Harga Telur Ayam akan Sama dengan TBS Kelapa Sawit, Kok Bisa!

Pedagang telur ayam di Bengkulu.


Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan harga telur ayam per butir akan setara dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Sebab saat ini, harga telur di Kota Bengkulu telah mencapai Rp 1.666 per butir, menciptakan kecemasan di kalangan petani.

Menurut Ahmad Aminuddin (46), seorang petani kelapa sawit asal Kota Bengkulu, harga satu butir telur di Bengkulu saat ini termurah telah mencapai Rp 1.460 per butir sementara termahal ada diangka Rp 1.666 per butir. Angka tersebut jauh meningkat dari harga sebelumnya, yang hanya sekitar Rp 1.000 per butir. Hal ini mendekati harga TBS kelapa sawit, yang saat ini berada di kisaran Rp 2 ribu per kilogram.
"Kami tidak ingin melihat harga telur sama dengan harga TBS kelapa sawit. Jangan sampai harga telur per butir mencapai Rp 2 ribu. Tentu saja, hal itu akan memberatkan kami dalam membeli telur ayam," ungkap Ahmad, Kamis 8 Februari 2024.

Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar, mengingat harga telur ayam yang terus meningkat telah memberikan tekanan tambahan bagi petani. Hal ini terutama dirasakan oleh petani kelapa sawit, yang sudah mengalami tantangan ekonomi yang cukup besar.
"Kalau tidak meningkat mungkin kami tidak khawatir, kalau meningkat terus ya tentu saja khawatir karena kondisi ekonomi saat ini sedang tidak baik," tutur Ahmad.

Menurut Ahmad, saat ini ada perubahan drastis dalam pola konsumsi masyarakat, yang mungkin dapat mempengaruhi harga pasar. Dengan adanya peningkatan harga telur yang signifikan, konsumen mungkin akan beralih ke alternatif protein lainnya, seperti ikan.
"Pola konsumsi pasti berubah kalau harga telur terus meningkat, bisa saja akan beralih ke ikan yang harganya saat ini jauh lebih terjangkau," imbuh Ahmad.

Ahmad berharap, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas harga telur ayam. Namun jika tidak bisa melakukan hal tersebut, maka dirinya berharap harga TBS kelapa sawit bisa meningkat.
"Kami berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas harga telur ayam, kalau tidak bisa usahakan harga TBS kelapa sawit naik lebih tinggi lagi, jadi harga telur mahal juga bukan masalah," ujar Ahmad.

Di sisi lain, pedagang telur ayam di Kota Bengkulu, Endang Sumantri juga merasakan tekanan yang sama akibat kenaikan harga. Mereka khawatir bahwa jika harga terus naik, akan sulit bagi mereka untuk menjual produk mereka dengan harga yang wajar kepada konsumen.
"Saya juga merasa khawatir dengan kenaikan harga telur. Jika harga terus naik, saya khawatir akan sulit untuk menjual telur dengan harga yang kompetitif kepada konsumen," ungkap Endang.

Menurut Endang, sejauh ini belum ada tindakan konkret dari pemerintah daerah maupun pusat untuk mengatasi masalah ini. Namun, para pemangku kepentingan berharap agar langkah-langkah dapat segera diambil untuk menjaga stabilitas harga dan mengatasi kekhawatiran yang dirasakan oleh petani dan pedagang lokal.
"Sejauh ini belum ada solusi dari pemerintah, kami berharap segera ada solusi seperti mendatangkan pasokan telur lebih banyak ataupun mendorong budidaya ayam petelur di Bengkulu," pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Yenita Saiful mengaku, naiknya harga telur murni akibat permintaan yang tinggi dan tidak didukung oleh ketersediaan pasokan yang banyak. Oleh sebab itu, pihaknya akan berupaya mendatangkan telur ayam dari sentra produksi baik dari Sumatera Barat maupun Jawa.
"Kami akan datangkan telur ayam, itu dilakukan agar harga telur tetap stabil dan tidak melonjak," tutup Yenita.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :