Pekanbaru, elaeis.co - Angin segar terus berhembus kepada petani, yakni terkait penambahan dana hibah PSR dari BPDPKS hingga Rp60 juta/hektar. Perihal ini kembali menjadi perbincangan dalam gelaran Akselerasi Program Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun (PKSP), Rabu (24/5).

Koordinator Gugus Tugas PSR untuk Provinsi Riau Muhammad Rizal Ismail mengungkapkan usulan penambahan dana PSR itu saat ini tengah dalam kajian. Bahkan kajian akademik juga tengah dilakukan di BPDPKS.

"Masih ada tahapan dan proses juga. Malah masih juga menjadi perdebatan. Kalau pak Dirjenbun maunya secepatnya," bebernya.

Kendati demikian, Rizal mengaku belum mengetahui kapan penambahan itu akan diputuskan. Namun ia berharap tahun ini petani yang mengajukan PSR sudah dapat merasakannya.

"Harapan kita tahun ini, agar program percepatan PSR juga terbantu dan tercapai targetnya.

Sementara Ketua Bidang Keberlanjutan DPP Apkasindo, Dr. Mulono Apriyanto mengatakan pihaknya merasa kewalahan dengan alokasi dana yang hanya Rp30 juta/hektar. Sebab tidak mencukupi untuk peremajaan itu sendiri. 

"Saat ini harga pupuk naik, bibit naik  dari kondisi yang kemarin kita kewalahan yakni mencari bibit dengan harga yang sesuai RAB. Kami berharap usulan tersebut segera disahkan," ujarnya.

Bukan hanya itu, saat ini pihaknya juga tengah mengajukan 30 hektar kebun kelapa sawit milik petani. Ia berharap jika penambahan dana itu disahkan dalam waktu dekat ini , petani yang mengajukan 30 hektar saat ini masuk dalam daftar penerima Rp60 juta/hektar.

"Harapan kita pada pihak ketiga nanti petani kita ini dapat masuk daftar sebagai penerima dana psr yang Rp60 juta/hektar. Sebab tidak akan jalan PSR lantaran dana tidak cukup," tuturnya.

"Kondisi itu belum lagi ditambah dengan letak kebun yang misalnya berada di daerah pelosok atau malah daerah yang didominasi perairan. Maka kita sangat berharap dana psr ditambah menjadi Rp60 juta/hektar," imbuhnya.