https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Gejolak Harga

Petani Sawit di Daerah ini Was-was Menantikan Tanggal 9 Mei

Petani  Sawit di Daerah ini Was-was Menantikan Tanggal 9 Mei

Ketua KPKS Kesepakatan, Syarifuddin Sirait, saat menerima sertifikat ISPO pada bulan September 2020. (Dok. KPKS Kesepakatan)


Kisaran, elaeis.co - Para petani sawit di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, sedang was-was menantikan tanggal 9 Mei 2022.

Sebab, di tanggal itulah tujuh pabrik kelapa sawit (PKS) yang ada di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge mulai beroperasi kembali setelah libur Lebaran.

Di samping itu, pihaknya mendengar kabar kalau mulai pekan depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mencabut kebijakan pelarangan ekspor minyak goreng (migor) dan bahan baku migor yang telah diberlakukan sejak Kamis (28/4/2022).

"Kita tengok nanti di tanggal 9 Mei itu, apakah harga buah sawit di tujuh pabrik itu bakal jatuh lebih dalam atau bagaimana," kata Syarifuddin Sirait kepada elaeis.co, Kamis (5/5/2022).

Ia adalah Ketua Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS) Kesepakatan yang terletak di Desa Gotting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge.

Ia mengatakan hal itu karena sebelum berhenti beroperasi karena libur Lebaran, harga pembelian tandan buah segar (TBS) di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge melorot tajam, dari sekitar Rp 3.000-an per kilogram turun menjadi Rp 2.500/kg.

Kata dia, harga TBS yang melorot itu bukan hanya dirasakan oleh para petani swadaya, melainkan juga dirasakan oleh para petani anggota KPKS Kesepakatan yang notabene merupakan petani perkebunan inti rakyat (PIR).

Padahal mereka juga bukan petani sawit sembarangan. Mereka sudah menerima sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sejak 4 September 2020 lalu.

"Tanggal 27 April saja, atau sehari sebelum kebijakan Pak Jokowi diterapkan, harga TBS kami sudah jatuh di tingkat PKS menjadi Rp 2.800-an per kg. Syukurnya setelah itu kan masuk masa libur Lebaran," kata dia.

Yang lebih menyedihkan, kata Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspek-PIR) Sumut ini, harga TBS di tingkat toke sawit juga melorot drastis hingga Rp 1.650/kg.

Ia mengetahui hal ini karena salah satu saudara kandungnya menjadi toke sawit dan memiliki Ram.

Adiknya itu bersama toke sawit  lainnya, kata Syarifuddin, diprediksi rugi hingga ratusan juta rupiah akaibat kejatuhan harga TBS tersebut.

"Adik saya dan sejumlah pemilik Ram masih sempat membeli buah sawit petani di kisaran harga Rp 2.800-an per kilogram. Dalam hitungan jam, saat mereka menyuplai TBS ke PKS, harga melorot hingga Rp 1.000/kg. Rugi besar mereka itu," kata Syarifuddin Sirait.

Komentar Via Facebook :