https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Penurunan Produksi Sawit Tidak Mampu Tingkatkan Harga

Penurunan Produksi Sawit Tidak Mampu Tingkatkan Harga

TBS Kelapa Sawit. Foto: IST


Bengkulu, Elaeis.co - Produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu terus mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut belum mampu meningkat harga. Bahkan saat ini harga TBS kelapa sawit di Bengkulu terus menurun hingga ke level Rp 2 ribu per kilogram.

Pengamat Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu, Dr Ansori Tawakal SE MM mengatakan, penurunan harga TBS kelapa sawit terus terjadi karena harga CPO yang menurun. Sehingga walaupun produksi TBS kelapa sawit di tingkat petani menurun, itu tidak serta merta menaikkan harga TBS kelapa sawit.

"Produksi TBS kelapa sawit yang menurun ditingkat petani tidak menjamin bisa ikut mendorong meningkatnya harga TBS kelapa sawit," ujar Ansori,19 Mei 2024.

Baca Juga: Produksi Terus Turun, Petani Sawit Bingung Bayar Cicilan Bank

Menurut Ansori, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu diperkirakan akan dibawah Rp 2 ribu per kilogram dalam waktu dekat. Harga tersebut bisa terjadi mengingat permintaan CPO yang terus menurun.

"Kami perkirakan harga TBS kelapa sawit akan menurun dalam waktu dekat karena menurunnya permintaan dari luar negeri," pungkasnya.

Baca Juga: Empat Perusahaan Kelapa Sawit di Bengkulu Terima Raport Merah

Meski begitu, menurut keterangan dari Idius Safari, Humas dari perusahaan PT BSL, situasi ini sangat mengkhawatirkan. Ia menyatakan, sulit untuk memproduksi CPO dalam jumlah banyak.

"Bagaimana pabrik kelapa sawit mau memaksimalkan produksi CPO, kalau TBS kelapa sawit saja tidak banyak," kata Idius.

Idius menjelaskan bahwa pada kondisi operasional normal, pabrik PT BSL membutuhkan pasokan TBS sekitar 700 hingga 800 ton setiap harinya, dengan kebutuhan sekitar 35 ton per jam. Namun, saat ini pasokan TBS yang masuk ke pabrik hanya berkisar antara 400 hingga 500 ton per hari, berdampak negatif pada produktivitas pabrik.

"Pasokan TBS kelapa sawit dari petani menurun, hal itu otomatis menurunkan produksi CPO di Bengkulu," tuturnya.

Dalam upaya merespons situasi ini, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah berencana untuk memberikan dukungan lebih lanjut kepada para petani kelapa sawit. Rencana tersebut termasuk pemberian pelatihan tentang praktik-praktik pertanian yang lebih efektif, pengenalan varietas kelapa sawit yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang sulit, serta pendistribusian pupuk dan pestisida yang tepat.

"Kita terus memberikan pelatihan ke petani kita agar produksi TBS kelapa sawit mereka meningkat," tuturnya.

Pengamat pertanian Bengkulu, Zainal Muktamar menggarisbawahi pentingnya adopsi teknik pertanian modern dalam usaha meningkatkan hasil panen kelapa sawit. Teknik-teknik seperti pemantauan tanaman yang canggih, penggunaan pupuk yang tepat dosis, dan metode irigasi yang efisien dapat membantu petani mengatasi tantangan produksi.

"Tentu saja petani sawit di Bengkulu harus mengadopsi teknik pertanian modern dalam usaha meningkatkan hasil panen kelapa sawit," tutupnya.


 

Komentar Via Facebook :