https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Penurunan Harga CPO Berdampak Pada Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu

Penurunan Harga CPO Berdampak Pada Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu

TBS Kelapa Sawit. Foto: IST


Bengkulu, Elaeis.co – Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di Bengkulu mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir dari Rp 13 ribu per kilogram pada April 2024 menjadi Rp 11.900 per kilogram pada Mei 2024. Dampaknya, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di wilayah tersebut juga ikut merosot. Berdasarkan data terbaru, harga rata-rata TBS kelapa sawit di Bengkulu saat ini hanya Rp 2.200 per kilogram, jauh di bawah harga yang diharapkan petani.

Menurut Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Kamaluddin SE MM, penurunan harga ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan permintaan global akan produk CPO dan peningkatan stok minyak kelapa sawit di pasar internasional. Kondisi ini membuat harga CPO jatuh dan mempengaruhi harga TBS di tingkat petani. 

"Kondisi pasar internasional memang sedang tidak menguntungkan bagi komoditas CPO, sehingga berdampak langsung pada harga TBS di sini," ujar Kamaluddin, Selasa 14 Mei 2024.

Baca Juga: Harga CPO di Bengkulu Diprediksi Terus Turun

Ia mengaku, penurunan harga TBS ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi para petani kelapa sawit di Bengkulu. Hal itu disebabkan membuat pendapatan Petani menurun.

"Harga TBS yang rendah ini membuat pendapatan petani menurun drastis. Sulit bagi mereka untuk menutupi biaya operasional, apalagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambah Kamaluddin.

Baca Juga: Petani Sawit Keluhkan Diskriminasi Bank dalam Penyaluran KUR

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, Jakfar menyatakan bahwa situasi ini merupakan pukulan berat bagi sektor perkebunan di daerah Bengkulu.

"Penurunan harga CPO global memang tidak bisa kita kendalikan, tetapi kita harus mencari cara untuk membantu para petani agar bisa bertahan dalam kondisi sulit ini," kata Jakfar.

Ia juga menambahkan bahwa pihak asosiasi saat ini sedang berupaya untuk mencari solusi terbaik, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para petani. 

"Kami sedang mengajukan beberapa usulan program bantuan dan subsidi untuk meringankan beban para petani," ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon juga memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Ia mengaku, bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk membantu petani. 

"Kami telah mengajukan proposal bantuan subsidi harga kepada pemerintah pusat dan berusaha meningkatkan akses pasar bagi petani lokal," jelas Rizon.

Ia juga menekankan pentingnya diversifikasi produk kelapa sawit sebagai salah satu solusi jangka panjang. Sebab beberapa petani telah mulai mencoba pendekatan diversifikasi ini dengan mengolah produk seperti minyak kelapa sawit merah dan sabun dari kelapa sawit

"Kami mendorong petani untuk tidak hanya mengandalkan penjualan TBS, tetapi juga mulai mengolah produk turunan kelapa sawit yang memiliki nilai tambah lebih tinggi," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :