Berita / Serba-Serbi /
Pemahaman Petani Sawit Tentang Keuangan dan Investasi Harus Ditingkatkan
Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam L Tobing. Foto: Ist.
Bengkulu, elaeis.co - Korban investasi bodong makin banyak. Tidak hanya kalangan pejabat atau selebriti, bahkan petani kelapa sawit juga menjadi korban penipuan.
Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam L Tobing mengatakan, pemahaman petani kelapa sawit terkait keuangan dan investasi harus ditingkatkan. Sebab yang jadi korban investasi bodong rata-rata adalah petani kelapa sawit di daerah.
"Perlu sosialisasi menyeluruh kepada petani agar mereka tidak menjadi korban dari investasi bodong. Harapan kita tidak ada lagi petani kelapa sawit yang ditipu," kata Tongam, kemarin.
Ia mengaku, petani kelapa sawit bisa menjadi korban investasi bodong karena pengetahuan tentang keuangan dan investasi masih sedikit. Di mana rata-rata petani kelapa sawit adalah tamatan sekolah dasar.
"Makanya penting meningkatkan pemahaman kepada mereka terkait keuangan dan investasi," tuturnya.
Tongam mengibaratkan investasi ilegal seperti suplai dan kebutuhan. Dari sisi suplai, para pelaku investasi ilegal masih tetap akan berkeliaran karena ada kebutuhan dari masyarakat yang masih mau ditipu.
"Masih marak, karena pelaku dengan kemajuan teknologi informasi saat ini sangat mudah membuat situs website, aplikasi dan penawaran lewat media sosial yang gampang diakses masyarakat," ujarnya.
Bahkan penawaran yang dilakukan lintas negara dari luar negeri juga sangat mudah diterima oleh petani. Di masyarakat masih ada kecenderungan yang sangat mudah tergiur dengan imbal hasil tinggi.
"Ditawarkan bunga satu persen, ikut. Cepat dapat mobil dan rumah, pasti ikut," tuturnya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu ada platform binary option yang sangat mudah diterima masyarakat, padahal ada unsur judi berkedok trading. Di paltform itu, masyarakat diminta menebak suatu aset tertentu pada harga dan waktu tertentu. "Naik atau turun, ini judi namanya. Tapi banyak yang tergiur," ucapnya.
Selain itu, robot trading juga dibungkus dengan menjual suatu barang, seperti Net 89 yang menjual e-book meski dasarnya melakukan investasi. Ada pula Viral Blast, Fahrenheit, dan DNA Pro, yang meminta masyarakat untuk menyalurkan suatu deposit margin yang diperdagangkan dan memberi keuntungan sampai 15 persen per bulan. Menurutnya, semua itu adalah penipuan berkedok investasi.
Oleh sebab itu, masyarakat harus memiliki pemahaman terhadap keuangan dan investasi agar tidak menjadi korban. "Pemahanan terhadap keuangan dan investasi harus dilakukan, karena itu penting," tutupnya.







Komentar Via Facebook :