Berita / Nusantara /
Pegiat Lingkungan Tolak Ide Menjadikan Sawit Sebagai Tanaman Hutan Kritis
Perkebunan kelapa sawit di Bengkulu Selatan. foto: MC Bengkulu Selatan
Bengkulu, elaeis.co - Kanopi Indonesia Hijau, organisasi lingkungan di Provinsi Bengkulu, menolak ide menjadikan kelapa sawit sebagai tanaman hutan kritis atau terlantar.
Juru Bicara Kanopi Indonesia Hijau, Ali Akbar, mengatakan, kelapa sawit bukanlah tanaman asli hutan Indonesia. Sawit lebih tepat diklasifikasikan sebagai tanaman perkebunan ketimbang tanaman hutan. "Karena sudah ditanam secara intensif oleh manusia untuk produksi minyak kelapa sawit (CPO)," katanya.
Menurutnya, menjadikan kelapa sawit sebagai tanaman untuk hutan kritis akan merusak konsep dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati. "Jika sawit jadi tanaman hutan kritis, maka berpotensi merusak upaya pelestarian tanaman endemik dan langka yang menjadi habitat bagi berbagai spesies fauna," tukasnya.
"Massifnya pembangunan kebun sawit telah menyebabkan deforestasi di banyak daerah, habitat alami spesies flora langka dan banyak satwa liar hilang," tambahnya.
Ia mengaku tidak menentang industri sawit karena menjadi sumber pendapatan dan pekerjaan bagi masyarakat. "Tapi Kanopi menolak sawit dijadikan tanaman hutan kritis karena tidak sesuai dengan karakteristik tanaman ini," tegasnya.
Ia menekankan bahwa penanaman kelapa sawit harus dilakukan di lahan yang telah ditentukan dan sesuai untuk perkebunan. "Bukan di kawasan hutan, meskipun kritis atau terlantar," tandasnya.
Dia berharap pemangku kepentingan memastikan bahwa industri sawit berjalan dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. "Inilah perlunya sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan, penggunaan lahan untuk sawit jangan mengorbankan hutan alami," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :