https://www.elaeis.co

Berita / Sosok /

Panser Tamba, Gen Z dari Labura yang Jadi Tiktoker Sawit

Panser Tamba, Gen Z dari Labura yang Jadi Tiktoker Sawit

Panser Tamba, seorang Gen Z yang menjadi TikToker bibit sawit legal dari Labura. Akun TikToknya adalah Pacertamba_. (Foto: Hendrik)


Medan, elaeis.co - "Salam Planters, ini saya ada di stan bibit sawit yang resmi, bukan abal-abal. Saya ada di lokasi acara IPOS Forum di Santika Dyandra Premierre Hotel Medan!"

Demikian suara Panser Tamba (24), seorang petani sawit swadaya, saat asyik sibuk siaran langsung melalui aplikasi Tiktok.

Pacer jalan berkeliling dari satu stan ke stan yang lain, terutama stan perusahaan bibit sawit, dalam acara Indonesian 9th Palm Oil's Stakeholder (IPOS) Forum, Jumat (31/5/2024).

Bahkan tahunannya diadakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Sumatera Utara (Sumut), dan diikuti oleh ratusan petani dan pengusaha sawit.

Terkadang lulusan Universitas HKBP Nommensen (UHN) itu berhenti di stan PPKS Medan dan menjelaskan semua kelebihan bibit sawit yang dipajangkan.

Beberapa menit kemudian, ia menuju stan bibit sawit ASD Bakrie, lalu ke stan bibit sawit Topaz yang dikelola Asian Agri, dan stan lainnya.

Ia juga berinteraksi dengan para warga maya yang menyaksikannya secara langsung di TikTok.

Kepada elaeis.co , Panser Tamba yang berasal dan tinggal di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) itu mengaku menjadi Timtoker karena sakit hati telah ditipu oleh seorang temannya yang ternyata bersumpah tidak jujur ​​​​terkait pembelian bibit sawit.

“Pada tahun 2018, saya titip duit ke salah satu teman untuk membelikan bibit sawit produksi PPKS Medan. Namun setelah sekitar lima bulan ditanam, terungkap kalau bibit yang ditanam adalah bibit sawit abal-abal,” ujarnya.

Dari situ muncul tekadnya untuk mengedukasi petani sawit agar menggunakan bibit sawit legal dan berkualitas dari produsen yang resmi.

Dari niat mengedukasi, Panser Tamba akhirnya mendapatkan cuan dari menjadi seorang TikToker dengan akun Pacertamba_. 

Kata dia, banyak warga maya yang melihat siaran langsung melalui Tiktok memesan bibit sawit resmi melalui dirinya.

Paling rendah saya dapat Rp 3 juta per bulan. Pernah saya mendapatkan Rp 18 juta dari penjualan bibit sawit resmi. Saya ambil keuntungan dari selisih harga jual dan biaya transportasi, kata dia menambahkan.

Kini Panser Tamba bisa mendapatkan tiga hal sekaligus sebagai TikToker, yaitu keuntungan moral karena bisa mengedukasi dengan ikhlas soal bibit sawit resmi kepada para petani sawit.

Kedua, dia sering sekali mendapatkan pesanan bibit sawit dari warga maya yang memesan bibit sawit resmi saat dia siaran langsung di TikTok.

“Ketiga, kebun sawit milik orangtua saya seluas 10 hektar kini sudah ditanami sawit dengan bibit yang legal dan berkualitas, dan sudah memasuki masa panen,” tegas Panser Tamba.

Komentar Via Facebook :