https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

P4S Jadi Lokomotif Pengembangan Usaha Peternakan dan Pertanian di Aceh Besar

P4S Jadi Lokomotif Pengembangan Usaha Peternakan dan Pertanian di Aceh Besar

Kepala BPPSDMP Kementan RI, Prof Dedi Nursyamsi (kiri), tinjau lokasi P4S Aceh Tani Lestari. foto: Pemkab Aceh Besar


Kota Jantho, elaeis.co - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) RI menggelar Ngobrol Asik (Ngobras) Penyuluhan On The Spot (OTS) di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Aceh Tani Lestari Gampong Bak Dilib, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Ngobras kali ini dihadiri langsung Kepala BPPSDMP Kementan Prof. Dedi Nursyamsi MAgr. Turut mendampingi Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Aceh Besar Jakfar MSi.

"Ngobras ini diadakan di sejumlah wilayah di Indonesia, kali ini giliran P4S Aceh Tani Lestari Aceh Besar sebagai tuan rumah," kata Dedi dalam keterangan resmi Pemkab Aceh Besar dikutip Sabtu (4/5).

"Dengan potensi peternakan dan pertanian, kita lihat P4S di Aceh Besar luar biasa. Mereka dapat memanfaatkan limbah padi dan limbah sawit untuk pakan ternak," tambahnya.

Ia mengatakan, sapi yang diberikan pakan limbah ini tentunya akan menghasilkan sumber ekonomi yang cukup besar, salah satunya adalah feses dan urin.

"Feses ini dapat menghasilkan nilai ekonomi bagi peternak, karena seekor sapi dapat menghasilkan 15 kg feses dan 20 liter urin dalam sehari," ujarnya.

"Jadi para petani ini, jika serius dalam beternak tentunya akan mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi. Karena sapi itu selain dapat menghasilkan daging, susu dan kulit, limbahnya pun bisa dijadikan uang," tambahnya.

Selain itu Dedi mengatakan limbah peternakan ini juga dapat menyuburkan tanah dan dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk memupuk sawah dan kebun sawit.

"Dari sapi ini kita dapat menghasilkan pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman, jadi jika saya lihat di P4S Aceh Tani Lestari Gampong Bak Dilib ini, semuanya lengkap. Bahkan pupuk organik pun sudah dikemas rapi dan sudah siap untuk diekspor," jelasnya.

Sementara itu Jakfar mengatakan, potensi pertanian di Aceh Besar cukup besar, bahkan Aceh Besar merupakan kabupaten satu-satunya di Aceh yang menghasilkan komoditi unggulan pangan.

"Alhamdulillah pertanian di Aceh Besar sangat memuaskan hasilnya. Sekarang tergantung kita bagaimana meyakinkan penyuluh dan petani untuk bersungguh-sungguh, sehingga mereka dapat sejahtera dengan hasil panennya," ujarnya.

Dia menambahkan, dengan adanya P4S Aceh Lestari, maka Aceh Besar dapat menghasilkan pupuk organiknya sendiri. P4S ini juga menjadi pusat pelatihan bagi para mahasiswa.

"Kehadiran P4S ini dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak kalangan. Selain menambah nilai ekonomi bagi peternak dan petani, juga memberikan manfaat bagi para mahasiswa," jelasnya.

Menurutnya, di Aceh Besar ada lima unit P4S. Yakni Agro Saree Aceh di Gampong Suka Damai Lembah Seulawah, Agro Kreatif Seulawah di Gampong Lambada Seulimuem, Bandar Lamkoeta Seulawah di Gampong Saree Leumbah Seulawah, Langgang Jaya Pratama di Gampong Lambaro Bileu Blang Bintang dan Aceh Tani Lestari di Gampong Bak Dilip Montasik. 

"Semuanya selalu kita kontrol dan dilakukan pembinaan serta juga dijadikan pusat pelatihan bagi mahasiswa dan milenial. Karena kelima unit P4S ini juga terdapat banyak milenial di dalamnya dan sebahagian dikelola oleh milenial. Di P4S Aceh Tani Lestari ini misalnya, ada 18 orang milenial," ucapnya.

"Di Aceh Besar juga ada kelompok tani milenial dan ada ketuanya. Bahkan ada gampong korporasi sapi yang dikelola oleh milenial dengan jumlah sapi berkisar 200 ekor," tutupnya.


 

Komentar Via Facebook :