https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

NTP Sumut Terus Naik, Didorong Pendapatan Petani Sawit

NTP Sumut Terus Naik, Didorong Pendapatan Petani Sawit

Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi. Foto: Ist. Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi. Foto: Ist.


Medan, Elaeis.co - Nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Sumatera Utara (sumut) terus meningkat sepanjang beberapa bulan terakhir. Kenaikan tersebut dominan dipengaruhi oleh kenaikan nilai tukar di subsektor perkebunan rakyat (NTPR).

Di Bulan September 2021, misalnya, NTP Sumut sudah mencapai 120,61. Lalu pada Oktober NTP naik 2,16 persen menjadi 123,21.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, menyebutkan, NTP Sumut untuk November ini tercatat 125,75. "Naik 2,06 persen dibandingkan dengan NTP Oktober 2021," katanya dalam paparan kepada para wartawan secara daring di Medan, Rabu (1/12/2021) sore.

Menurutnya, kenaikan NTP dipengaruhi oleh empat subsektor. Masing-masing tanaman pangan sebesar 0,13 persen, hortikultura sebesar 1,45 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,66 persen, dan NTP subsektor perikanan sebesar 0,27 persen. Sementara, NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 1,38 persen.

"Dan seperti bulan-bulan sebelumnya, NTPR-lah yang memberikan pengaruh paling besar dalam peningkatan NTP bulan November," jelasnya.

"NTPR bulan November mencapai 159,45, naik 3,66 persen dari bulan Oktober sebesar 153,83," imbuhnya.

Kata Syech, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPR adalah kelapa sawit, yakni sebesar 4,54 persen. Karet berkontribusi sebesar 0,37 persen, dan kemenyan sebesar 0,07 persen. Dengan demikian, komoditas sawit memberikan pengaruh terhadap NTPR dan NTP sekaligus.

Pada kesempatan itu Syech juga menyebutkan, adalah sangat penting mengetahui NTP karena bisa menjadi acuan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani. NTP sendiri merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It), atau dalam bahasa awamnya pendapatan, terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) atau pengeluaran.

"NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar atau terms of trade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi," paparnya.

Dia melanjutkan, It petani Sumut di bulan November sebesar 171,14, naik 4,26 persen dari bulan Oktober yang mencapai 164,15. Pengeluaran atau Ib bulan November juga naik 0,58 persen, dari sebelumnya 106,71 menjadi 107,33.

"Kenaikan Ib itu disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,49 persen, dari 106,57 di bulan Oktober menjadi 107,10 di bulan November. Serta naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,89 persen, dari 107,24 di bulan Oktober menjadi 108,20 di bulan November," urainya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :