Berita / Sumatera /
Murahnya Harga TBS Membuat Ekonomi Petani Hancur
Truk yang mengangkut TBS milik Jopan Rambe antre di depan PKS. Foto: Ist.
Bagan Siapiapi, elaeis.co - Jopan Rambe, petani kelapa sawit mandiri di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir (rohil), Riau, mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang kian hari makin murah.
Informasi terakhir yang dia terima, harga TBS sawit di tingkat petani di Rohil hanya Rp1.050/kg, sedangkan di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS) di kisaran Rp 1.240 sampai Rp 1.600/kg.
Jopan mengaku memanen sawit kemarin dan baru hari ini dibawa pengepul ke PKS.
“Belum tahu perkembangan harga terakhir di PKS, belum dapat bon pembeliannya. Tapi kemarin saya dapat info harga TBS kelapa sawit di pabrik Rp 1.600/kg. Berarti kalau di petani sekitar Rp 1.050/kg karena harga sudah turun,” katanya kepada elaeis.co, Rabu (22/6).
Menurutnya, saat ini banyak petani memilih menjual ke pengepul dari pada ke PKS. “Meskipun di PKS harganya lebih tinggi, namun di sana kan ada potongan 3-5 persen. Jadi kalau dihitung-hitung, malah hasil yang didapat petani lebih sedikit,” jelasnya.
Dia menilai harga yang diterima petani saat ini sangat tidak sesuai dengan kebutuhan. “Harga segitu membikin kehidupan ekonomi petani sawit makin hancur. Sebab kebutuhan pokok rumah tangga saat ini malah terus merangkak naik,” tukasnya.
“Harga sawit sangat murah, bahkan nyaris tak laku. Kebutuhan rumah tangga, biaya pupuk dan lain-lain malah makin mahal, tidak ikut turun. Inikan gak adil namanya. Kami para petani tidak butuh perhatian khusus, tapi kami butuh penyesuaian baik dari pemerintah maupun pengusaha sawit,” tambahnya.







Komentar Via Facebook :