Berita / Papua /
Koperasi Iska Bekai Bangun 5.657,33 Ha Jatah Plasma Masyarakat Ulayat
Stakeholder meeting membahas pembangunan kebun plasma masyarakat di Merauke oleh Koperasi Iska Bekai. foto: ist.
Merauke, elaeis.co - Koperasi Serba Usaha Iska Bekai menggelar stakeholder meeting membahas rencana pembangunan kebun sawit masyarakat di Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, dan unsur forkopimda serta tokoh agama dan masyarakat adat hadir untuk memberikan masukan, saran, serta dukungan anggaran guna memajukan dan menguatkan manajemen koperasi tersebut.
Abraham E Yolmen, Pimpinan Koperasi Iska Bekai menyampaikan, koperasi ini memiliki cita-cita untuk membangun usaha utama kebun sawit seluas 5.657,33 hektare (ha) di Distrik Ngguti. Lahan tersebut merupakan areal plasma yang dikeluarkan dari HGU PT Dongin Prabawa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ulayat Ngguti.
"Areal itu adalah bagian dari 20 persen yang diberikan perusahan kepada masyarakat. Koperasi yang akan mengelolanya. Melalui stakeholder meeting ini, kita minta dukungan Pemkab Merauke dan seluruh pemangku kepentingan demi kemajuan koperasi," jelasnya melalui keterangan resmi Diskominfo Merauke.
Menurutnya, pembangunan kebun dimulai tahun ini di lahan seluas 500 hektare. Tahun 2024 ditargetkan dibangun 1.000 hektare, tahun 2025 seluas 1.500 hektare, dan sisanya di tahun berikutnya.
Bupati Romanus meminta pengelolaan kebun plasma itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar masyarakat menjadi bagian dari investasi dan bagian dari kemajuan. Tim dari Pemkab Merauke sudah disiapkan menjadi pendamping untuk koperasi.
"Pemkab siap mendukung dari sisi anggaran, juga ada rencana bantuan truk untuk pengangkutan kelapa sawit. Namun manajemen harus baik," tukasnya.
Dia meminta agar seluruh perusahaan sawit yang beroperasi di Kabupaten Merauke benar-benar mengimplementasikan pola inti plasma. Pemilik ulayat harus dilibatkan oleh perusahaan sehingga perekonomian masyarakat juga ikut terdongkrak.
“Apa yang dilakukan oleh PT Dongin Prabawa dengan mengembalikan 20 persen kepada rakyat yang punya tanah itu perlu menjadi contoh oleh perusahaan yang lain,” sebutnya.
Dia juga meminta para kepala kampung dan distrik berperan aktif mendukung Koperasi Iska Bekai agar menjadi satu kebanggaan bagi orang asli Papua karena mampu berdiri di atas tanahnya sendiri.
"Kepada masyarakat adat pemilik tanah ulayat, berhenti jual tanah. Sebab tanah adalah aset masa depan dan anak cucu. Orang Marind harus cerdas dalam mengolah tanah untuk menghasilkan uang, bukan untuk dijual. Tanah adalah jati diri, jual tanah sama dengan jual bapak dan mama," tandasnya.
Dia juga meminta orang asli Papua menyekolahkan semua anak karena banyak peluang bantuan studi dari pemerintah untuk masyarakat.
"Dengan sekolah seseorang mampu mengembangkan diri untuk maju dan berkembang. Setelah kembali ke kampung, diharapkan mampu mengubah pandangan hidup dengan mengembangkan potensi yang ada, bukan menjual tanah," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :