https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Konsumsi Minyak Sawit di Amerika Utara Melonjak

Konsumsi Minyak Sawit di Amerika Utara Melonjak

Berbagai jenis minyak nabati. foto: nabatil99


Jakarta, elaeis.co – Minyak sawit semakin menancapkan dominasinya di pasar global. Di kawasan Amerika Utara yang mencakup Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sawit kini tercatat sebagai minyak nabati ketiga terbesar yang paling banyak dikonsumsi, setelah minyak kedelai dan rapeseed (canola).

Data terbaru menunjukkan, pangsa konsumsi minyak sawit di Amerika Utara mencapai sekitar 15 persen, atau setara 3,5 juta ton pada tahun 2023. Angka ini melonjak 84 persen dibanding tahun 2010 yang hanya sebesar 1,9 juta ton.

Menurut laporan USDA 2024, konsumsi empat minyak nabati utama di Amerika Utara naik dari 14,1 juta ton pada 2010 menjadi 23,8 juta ton pada 2023. Meski minyak kedelai masih mendominasi dengan pangsa 60 persen, porsinya terus menurun dari 64 persen pada 2010. Sementara minyak rapeseed naik dari 19 persen menjadi 23 persen.

Menariknya, minyak bunga matahari relatif stagnan di kisaran 1,7–1,8 persen. Justru minyak sawit yang mengalami lonjakan tajam berkat efisiensi dan fleksibilitasnya dalam industri pangan hingga non-pangan.

Kebutuhan minyak sawit di kawasan ini sebagian dipenuhi dari produksi lokal, terutama dari Meksiko, Honduras, Guatemala, dan Kosta Rika. Namun kapasitas produksi domestik yang hanya sekitar 2 juta ton per tahun belum mampu menutup kebutuhan. Akibatnya, impor minyak sawit terus meningkat.

Permintaan terbesar datang dari industri multinasional seperti Nestlé, Kellogg, Mars, hingga Wrigley, yang menggunakan sawit untuk produk makanan, perawatan tubuh, hingga bahan pembersih rumah tangga.

Studi PASPI 2025 menyebut, produktivitas sawit jauh lebih unggul dibanding minyak nabati lain. Dari satu hektare lahan, sawit mampu menghasilkan rata-rata 4,3 ton minyak, sedangkan kedelai atau bunga matahari hanya sekitar 0,5–0,8 ton per hektare.

Selain itu, tanaman sawit juga mampu berproduksi sepanjang tahun hingga berusia 25 tahun. Kondisi ini memberikan kepastian suplai yang stabil bagi industri besar yang membutuhkan pasokan konsisten.

Harga yang relatif lebih kompetitif dibanding minyak nabati lain semakin menambah daya tarik sawit. Faktor ini membuat industri di Amerika Utara semakin melirik sawit sebagai bahan baku utama, terutama untuk pangan olahan dan personal care.

Keunggulan lain terletak pada komposisi asam lemak sawit yang fleksibel digunakan baik secara tunggal maupun dicampur dengan minyak nabati lain. Hal ini membuat sawit relevan di berbagai sektor industri, mulai dari margarin, biskuit, sabun, hingga biodiesel.

Dengan tren konsumsi yang terus meningkat, para analis menilai posisi minyak sawit di Amerika Utara akan semakin kokoh dalam beberapa tahun mendatang. Bahkan, tak menutup kemungkinan sawit akan menggeser dominasi minyak kedelai atau rapeseed jika efisiensi produksi dan harga kompetitif terus terjaga.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :