https://www.elaeis.co

Berita / Komunitas /

Konflik Agraria hingga Minyak Goreng, Mahasiswa Riau: Ribuan Petani Menderita

Konflik Agraria hingga Minyak Goreng, Mahasiswa Riau: Ribuan Petani Menderita

Demo Konflik Agraria hingga Minyak Goreng, Mahasiswa Riau: Ribuan Petani Menderita.


Pekanbaru, elaeis.co - Sekitar 3.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Pekanbaru melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau, Senin (11/4/2022) sore. 

Ada sejumlah hal yang menjadi tuntutan mahasiswa dalam aksi itu. Mulai dari penolakan penundaan pemilu, minyak goreng yang harganya melambung hingga konflik agraria yang tak kunjung selesai di Provinsi Riau.

"Di daerah kita konflik agraria bagaikan api yang tak pernah padam," kata salah seorang orator aksi dari Universitas Riau dalam orasinya di depan ribuan massa dan kepolisian yang melakukan pengamanan aksi. 

"Komoditas utamanya pertambangan dan perkebunan. Namun ribuan petani harus berhadapan dengan korporasi karena konflik yang terjadi. Setidaknya ada 5000 keluarga petani yang dikriminalisasi karena konflik agraria karena berhadapan dengan korporasi," ujarnya. 

Oleh sebab itu, massa menuntut agar pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo agar sesegera mungkin menyelesaikan berbagai konflik agraria yang terjadi, khususnya di daerah Riau yang didominasi terjadi pada perkebunan sawit. 

Sementara itu, koordinator aksi dari Universitas Muhammadiyah Riau, Ahmad Zikri mengatakan, selain itu, pihaknya juga menuntut agar pemerintah menjaga stabilitas kebutuhan harga bahan pokok yang saat ini dinilai sudah mulai tak terkendali. 

"Bahkan-bahan pokok kita tau sekarang semuanya naik, bukan hanya minyak goreng yang langka. Dan juga harganya. Karena bukan puasa ini kan semua bahan pokok naik, baik itu beras dan lainnya," ujarnya.

Selian itu, kata Zikri, massa juga menolak penundaan pemilu yang berarti memperpanjang masa jabatan presiden. Kemudian, massa juga menolak Undang-undang Ibu Kota Nusantara (IKN).  

"Harapan kami, tuntutan kami ini disampaikan kepada Presiden Jokowi, melalui DPRD Riau. Seandainya tidak ada tindak lanjut, kami akan terus melakukan aksi demonstrasi dan akan masuk ke dalam gedung DPRD Riau secara paksa dan melaksanakan sidang paripurna bersama DPRD Riau untuk menyampaikan aspirasi langsung," tegasnya.

Komentar Via Facebook :