Berita / Sumatera /
Khawatir Picu Kemarahan Anggota, Ketua Gapoktan Amanah Laporkan 3 Petani ke Polisi
Ketua dan anggota Gapoktan Amanah. Dok. Istimewa
Muaro Jambi, elaeis.co - Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Amanah di Kabupaten Muaro Jambi, Syafrizal Sabila melaporkan 3 orang petani anggota Gapoktan Amanah ke pihak kepolisian. Ketiganya dilaporkan dengan dugaan perbuatan tidak menyenangkan usai memberikan keterangan yang dinilai palsu dalam pemberitaan sebuah media online.
Ketiga petani itu adalah Supratno, Sulaiman dan Sarno yang dilaporkan ke Polsek Bahar Selatan dengan nomor laporan pengaduan Lapdu/06/III/Reskrim/1.14/2024/Polsek tertanggal 6 Maret 2024 kemarin.
"Kita terpaksa laporkan ketiganya karena kita merasa difitnah. Proses jalur hukum ini kita ambil juga lantaran kita khawatir memicu kemarahan petani yang menjadi anggota Gapoktan Amanah yang lain. Bahkan berpotensi bentrok," ujar Syafrizal saat berbincang bersama elaeis.co, Sabtu (9/3).
Diceritakan Rizal, kemarahan para anggota petani itu dipicu lantaran ketiganya memberikan keterangan palsu yang kemudian dimuat di sebuah media. Seperti Supratno yang mengaku tidak pernah tahu Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan PSR Gapoktan Amanah. Kemudian ia hanya menerima pupuk dasar, obat obatan, Pupuk Interflor, Uang sebesar Rp. 540.000 untuk upah kerja 2 hektar kebunnya.
Pernyataan tersebut kata Rizal adalah sebuah fitnah dimana saat pelaksanaan PSR RAB telah dijabarkan bahkan ditanda tangani seluruh anggota. "Sudah begitu banyak upah yang sudah disalurkan ke petani, termasuk ke Supratno. Mulai dari menanam, langsir bibit dan pemupukan dasar, upah piringan manual dan juga pemupukan bulan ke empat. Kita duga ia diprovokasi oleh pihak lain. Sebab jelas setiap petani melakukan perjanjian di atas materai untuk program PSR ini," ujarnya.
Kemudian pernyataan dari Sulaiman yang juga diduga bohong terkait penggunaan pupuk Interflor yang katanya tidak memiliki efek pertumbuhan yang baik. Kemudian Sulaiman mengaku dirinya tidak mau menandatangani kwitansi tersebut sebelum dirinya memastikan apa yang tertuang didalam RAB terkait PSR Gapoktan Amanah tersebut.
Padahal menurut Rizal bersama petani lain, pupuk Interflor sudah sesuai dengan ketentuan dalam PSR. Malah manfaatnya bagus untuk tanaman kelapa sawit dan terbukti usai diterapkan oleh para anggota.
"Lucunya pupuk yang menjadi jatah Sulaiman justru tidak digunakan. Sudah kita selidiki dan kita dapati pupuk itu masih tertumpuk di rumahnya dan kita ada buktinya," imbuhnya
Terakhir terkait pernyataan Sarno terkait kebun kelapa sawitnya yang dibiarkan menjadi semak lantaran tidak mendapatkan bibit kelapa sawit dari Gapoktan itu. Malah dia mengatakan masih kurang sekitar 70 batang lagi.
Pernyataan Sarno itu kata Rizal adalah kebohongan besar. Berdasarkan catatannya kebun Sarno seluas 2 hektar telah sepenuhnya ditanami bibit kelapa sawit sesuai dengan ketentuan PSR.
"Kebun yang semak itu adalah kebun pribadi dia yang tidak masuk dalam pengajuan PSR. Jadi saat pengerjaan Sarno meminta tolong menumbang kelapa sawit yang ada di lahan sebelah kebunnya kepada operator. Lahan itu sendiri tidak masuk dalam pengajuan PSR. Tentu saja permintaan Sarno untuk bibit itu tidak diberikan karena bukan lahan yang diajukan," paparnya.
"Petani lain geram dengan pernyataan ketiga petani itu karena memberikan keterangan bohong. Petani juga jengkel dengan pengingkaran terkait penerimaan upah- upah pekerjaan. Kita semua ada bukti dokumentasi berupa video maupun foto jadi mereka tidak akan bisa menyangkal," imbuhnya.
Untuk diketahui, laporan ini adalah salah satu persoalan yang ada di Gapoktan Amanah yang berdiri di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Bahar Selatan, Muaro Jambi. Dimana Syafrizal setakat ini tengah menjalani sejumlah proses pemeriksaan terkait laporan dugaan mark-up dana PSR dari sejumlah pihak.
"Kami heran kenapa sejumlah pihak ini sangat antusias untuk menjatuhkan Gapoktan kami. Dari tahun 2019 dan sekarang ada lagi," tandasnya







Komentar Via Facebook :