Berita / Sulawesi /
Kecamatan Tolala dan Porehu Bakal Jadi Lumbung Sawit Baru di Kolaka Utara
Ilustrasi/Dok.elaeis
Kolaka Utara, elaeis.co - Kecamatan Tolala dan Porehu di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, diproyeksi jadi lumbung kelapa sawit baru dengan potensi lahan luas dan peluang besar bagi petani lokal.
Kabupaten Kolaka Utara, yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, kembali menunjukkan potensi besar di sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit.
Dua kecamatan di wilayah ini, yaitu Tolala dan Porehu, diproyeksikan menjadi lumbung kelapa sawit baru yang bisa memberikan dampak signifikan bagi perekonomian daerah.
Sebagai daerah hasil pemekaran yang sudah berusia 21 tahun, Kolaka Utara memang menyimpan tanah yang subur dan sumber air melimpah. Kondisi geografis ini menjadi modal kuat untuk pengembangan berbagai jenis tanaman, terutama kelapa sawit yang kini mulai menjadi fokus perhatian pemerintah daerah.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kolaka Utara, Kamal Mustafa, mengungkapkan bahwa selain tetap mengembangkan komoditas kakao, pihaknya akan memprioritaskan kelapa sawit sebagai produk alternatif yang berpotensi mendatangkan keuntungan lebih besar bagi petani lokal.
“Kalau bisa dikembangkan kenapa tidak. Kita berupaya merubah mindset petani dengan menghadirkan produk alternatif,” jelas Kamal, Senin (2/6).
Menurutnya, pengembangan kelapa sawit di Kecamatan Tolala dan Porehu sangat memungkinkan mengingat karakteristik tanah dan potensi wilayah tersebut yang mendukung tanaman sawit.
Kamal menambahkan, target awal pengembangan adalah mencapai luas tanam lebih dari 6.000 hektare. Jika target ini tercapai, Pemda Kolaka Utara berencana untuk membeli mesin mini pengolahan minyak kelapa sawit secara mandiri. Langkah ini akan memberikan nilai tambah bagi hasil panen dan membuka peluang industri pengolahan kelapa sawit di tingkat lokal.
Salah satu petani, Ajeng, yang memiliki 10 hektare lahan tanah merah di Batu Putih, menegaskan bahwa tanah jenis ini sangat cocok untuk kelapa sawit dibandingkan dengan kakao.
“Kalau tanah merah itu cocoknya memang kelapa sawit, kakao tidak terlalu bagus,” ujar Ajeng.
Ia juga menuturkan bahwa sebagian kecil petani di Batu Putih dan Porehu sudah beberapa tahun menekuni usaha budidaya kelapa sawit dan hasilnya kerap dijual ke luar daerah.
"Panen kami dijual ke Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Di sana ada pabriknya, berapapun banyaknya pasti dibeli,” tambahnya.
Dengan kondisi tersebut, bukan hal yang mustahil Kecamatan Tolala dan Porehu bisa berkembang menjadi sentra utama kelapa sawit di Kolaka Utara. Potensi ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, tetapi juga bisa menjadi penggerak utama sektor perkebunan dan industri hilir di daerah.







Komentar Via Facebook :