https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

Kebun Sawit PSR ini Baru Berumur 5 Tahun, Sekali Panen Dapat 5-8 Ton Perkapling

Kebun Sawit PSR ini Baru Berumur 5 Tahun, Sekali Panen Dapat 5-8 Ton Perkapling

Hasil panen yang akan diantar ke pabrik. foto: ist


Paser, elaeis.co - Lelaki 61 tahun ini belakangan lebih sering sumringah. Soalnya hasil panen kelapa sawit para anggotanya, makin ke sini makin banyak saja. 

Hasil program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang baru berumur dua tahun saja misalnya. Sekali panen, sudah dapat antara 1,5-2 ton per kapling. 

Sementara yang PSR umur lima tahun, sudah menghasilkan 4-5 ton sekali panen per kapling. "Di sini kami rutin panen sekali tiga minggu. Rata-rata dapat 4 ton per kapling," cerita Suparjo kepada elaeis melalui sambungan telepon tadi siang.

Tumpukan hasil panen petani anggota Koperasi Sumber Makmur Desa Kendarom Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kaltim. Foto: Ist

Tapi ada juga beberapa petani kata Ketua Koperasi Sumber Makmur, Desa Kendarom, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini yang malah menghasilkan 6 ton sekali panen. 

"Ada juga tiga orang petani yang telah menghasilkan 8 ton sekali panen per kapling. Mereka ini memang serius mengurus kebunnya, tinggal di kebun. Mupuk nya bagus. Kalau saya sendiri baru bisa dapat 5 ton sekali panen per kapling," ujar ayah dua anak ini tertawa.

Tadinya, Desa Kendarom adalah UPT Transmigrasi Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Pada sekitar tahun 1986-1987, warga transmigrasi didatangkan dari Pulau Jawa. Suparjo sendiri berasal dari Boyolali, Jawa Tengah (Jateng). 

Sekitar 700 hektar kebun kelapa sawit mereka, kemudian menjadi plasma nya PTPN VI, yang kemudian berubah nama menjadi PTPN XIII.

"Belum semua kebun anggota koperasi yang menjalani PSR. Masih ada sekitar 300 hektar lagi. Mudah-mudahan syarat-syarat ikut PSR sudah lebih mudah, biar anggota kami mengajukan. Dulu, kami ajukan tahun 2016, tahun 2019 baru terealisasi. Semua kebun yang sudah menjalani PSR, pakai benih Bakti Tani Nusantara (BTN) yang dari Batam," kenangnya.

Lantaran penjualan Tandan Buah Segar (TBS) belum satu pintu kata Suparjo, dia belum bisa menyodorkan data pasti, berapa total produksi kebun yang dia pimpin dalam sebulan. 

"Kami kalah dengan Loading Ram yang menjamur. Sementara untuk bermitra dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terdekat, kami kesulitan. Mudah-mudahan pemerintah berkenan memberi kami solusi agar kami bisa bermitra," lelaki ini berharap.    

Suparjo sangat berharap kemitraan itu bisa mereka dapatkan. Biar mereka bisa menikmati harga yang lebih bagus. Untuk perbandingan saja kata Suparjo, kalau hari ini harga di pabrik Rp3150 per kilogram TBS, di Loading Ram masih Rp2850 per kilogram TBS. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :