https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Kampanye Negatif Terhadap Sawit Harus Terus Dilawan

Kampanye Negatif Terhadap Sawit Harus Terus Dilawan

Leonard Felix Hutabarat ketika menjadi pembicara webinar Palm O'Corner. Foto: tangkapan layar


Jakarta, elaeis.co - Kampanye negatif terhadap kelapa sawit Indonesia belum usai. Produk minyak sawit masih dilarang untuk energi di Eropa. 

Mantan Konsul Jenderal RI Toronto 2018 -2021 yang juga pegiat Pusat Strategi Kebijakan Multilateral, Leonard Felix Hutabarat, mengatakan, perlakuan Eropa terhadap sawit berbeda dengan produk lain seperti coklat dan kosmetik meski negara asalnya sama.

"Nah, seperti inilah upaya-upaya diskriminasi di lapangan yang terjadi kepada minyak sawit Indonesia," katanya pada webinar Palm O'Corner dengan topik "Strategi Promosi dan Advokasi Sawit Indonesia di Dunia" yang diadakan oleh PASPI d
an UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu (17/9).

Bentuk kampanye negatif lainnya, katanya, ada negara yang menyebut minyak sawit tidak baik untuk kesehatan. "Lalu kelapa sawit dituduh penyebab utama deforestasi hutan, rusaknya habitat orangutan atau pembunuhan terhadap orang utan, dan kerusakan ekosistem keanekaragaman hayati," sebutnya.

Munculnya kampanye negatif merupakan ekses persaingan bisnis minyak nabati yang terjadi sejak tahun 1980-an. Industri sawit Indonesia semakin berkembang sehingga menekan kompetitor minyak nabati lainnya.

Menurutnya, Kementerian Luar Negeri RI terus berupaya menangkalnya lewat diplomasi mulai dari level bilateral, regional dan multilateral.

"Upaya sosialisasi sudah dilakukan bekerja sama dengan beberapa perwakilan-perwakilan di berbagai belahan dunia seperti Swedia, India, dan Pakistan," sebutnya.

"Kita juga berpartisipasi dalam konferensi internasional di Belanda dan melakukan penjajakan studi dengan universitas yang ada di Ceko dan Australia," tambahnya.

Kalangan akademisi dan mahasiswa di Indonesia juga diajak objektif menilai upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan. 

"Terkait tudingan yang menyudutkan minyak sawit Indonesia, seyogyanya mahasiswa tidak terpengaruh dengan berita hoax sebelum mendapatkan bukti yang ditunjukkan dengan fakta di lapangan," harapnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :