Berita / Kalimantan /
Kalteng Miliki Lahan Sawit Terluas Ketiga se-Indonesia
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran bersama Sekjen GAPKI Pusat dan Kapolda Kalteng. foto: MMC Kalteng
Palangka Raya, elaeis.co – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar Forum Diskusi dengan tema “Prospek Perkebunan Kelapa Sawit Pasca Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK)" di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (kalteng), Senin (5/2). Kegiatan ini dibuka Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.
Pada kesempatan itu Sugianto menyebutkan, Kalteng merupakan provinsi terluas di Indonesia yang memiliki luas wilayah 153.568 km2 atau 15 juta hektar lebih yang terdiri dari 13 kabupaten dan 1 kota madya.
"Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, luas perkebunan sawit Kalteng tahun 2022 adalah 1,9 juta hektar. Terdiri dari perkebunan rakyat seluas 330 ribu hektar dan lebih 1,5 juta hektar dikelola oleh perusahaan besar swasta (PBS) swasta nasional. Perkebunan Sawit Kalteng terluas ketiga secara nasional setelah Riau dan Kalimantan Barat, dengan produksi CPO yang mencapai 6,937 juta ton per tahun," paparnya dalam keterangan resmi MMC Kalteng, kemarin.
Sugianto menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada GAPKI Cabang Kalteng atas terselenggara kegiatan ini dalam rangka diskusi terkait pengembangan perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalteng.
"Forum diskusi ini dapat menghasilkan solusi dan rekomendasi yang konkret untuk memajukan sektor perkebunan kelapa sawit di Kalteng," jelasnya.
Menurutnya, pembangunan daerah membutuhkan kehadiran para pengusaha karena dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha bersama-sama pemerintah, dapat membuka lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan, membangun SDM, membangun infrastruktur dan lain-lain.
“Pemprov Kalteng optimis dan mengapresiasi adanya iklim investasi sawit yang baik, dan mendorong agar hasil produksinya berdampak kepada masyarakat sekitar. Antara lain penanganan kesehatan, penyerapan tenaga kerja, pendidikan, infrastruktur, hingga peningkatan perekonomian dan kesejahteraan” ucapnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) GAPKI Pusat, Hadi Sugeng mengatakan, forum diskusi yang juga melibatkan pihak aparat keamanan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kelapa sawit yang terjadi di Kalteng.
"Produksi dan probabilitas kelapa sawit turun dalam 5 tahun terakhir. Adanya diskusi ini diharapkan menghasilkan solusi dan rekomendasi untuk memajukan sektor perkebunan," katanya.
Dia melanjutkan, industri kelapa sawit merupakan industri yang sangat strategis dan penyumbang devisa terbesar di luar sektor tambang, penyerap tenaga kerja dan sebagai penggerak ekonomi daerah.
Tahun 2022 penerimaan devisa dari sawit mencapai USD 39 miliar atau sekitar Rp 600 triliun.
"Angka ini adalah yang tertinggi sepanjang perusahaan kelapa sawit memberi kontribusi kepada negara. Dan tahun 2023 ekspor produksi sawit mencapai 33,12 juta ton dengan nilai ekspor USD 30,7 miliar atau sekitar Rp 476 triliun," sebutnya.
Luas perkebunan kelapa sawit nasional mencapai 16,38 juta hektar, sekitar 41% atau 6,7 juta hektar dikelola dan dimiliki oleh petani, sedangkan sisanya seluas 9,68 juta dikelola oleh BUMN dan PBS. Sektor sawit mampu menyerap tenaga kerja yang sangat banyak secara total 16,2 juta tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.
“Peran industri kelapa sawit sangat dirasakan secara luas dalam menggerakkan perekonomian nasional, termasuk perekonomian di Kalteng,” paparnya.
“Untuk meningkatkan peran industri sawit dalam mendongkrak perekonomian di Kalteng, saat ini perlu dipikirkan dan terus didorong untuk pengembangan industri hilirnya,” imbuhnya.







Komentar Via Facebook :