https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Jet Pribadi yang Dinaiki Grup Band Coldplay di Tur Dunia Ternyata Pakai Minyak Goreng Bekas

Jet Pribadi yang Dinaiki Grup Band Coldplay di Tur Dunia Ternyata Pakai Minyak Goreng Bekas

Vokalis Coldplay Chris Martin beraksi dalam konser Music of the Spheres World Tour, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. foto: ist./BPDPKS


Jakarta, elaeis.coColdplay, grup band legendaris asal Inggris, tanggal 15 November lalu sukses menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kehadirannya di Indonesia ini merupakan bagian tur global bertajuk Music of The Spheres World Tour.

Namun tahukah anda bahwa dalam perjalanannya ke berbagai negara itu, band rock yang dibentuk di London pada 1997 ini jet pribadinya menggunakan bahan bakar minyak goreng bekas? Ya, mereka rela membayar lebih mahal jet pribadi dengan menggunakan bahan bakar berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF).

“Band ini sebagian besar terbang dengan penerbangan komersial, tetapi ada kalanya penerbangan charter diperlukan untuk band, kru dan peralatan. Untuk semua penerbangan, komersial dan charter, kami membayar biaya tambahan untuk menggunakan atau memasok bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF),” demikian pernyataan Coldplay dalam laman resminya dikutip Kamis (23/11).

Dalam tur dunia kali ini, grup band yang digawangi Chris Martin (vokalis dan pianis) itu memang mengusung tema ramah lingkungan dengan menerapkan konsep inklusivitas dan keberlanjutan.

Coldplay mengaku mendapatkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang 100% dihasilkan dari limbah dan residu, seperti minyak goreng bekas dari restoran. Jika digunakan tanpa dicampur dengan bahan bakar jet fosil, SAF diklaim dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari perjalanan udara hingga 80% dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional.

Jika memungkinkan, Coldplay juga menggunakan kendaraan listrik atau biofuel untuk pengangkutan dan transportasi darat selama tur. Saat konser di Indonesia, Coldplay mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur sehari sebelum manggung. Itu merupakan konser pertamanya di Indonesia.

SAF adalah bahan bakar pesawat dengan kandungan kimia yang sangat mirip dengan bahan bakar fosil atau avtur. Beberapa bahan baku yang umum digunakan memproduksi SAF yakni minyak goreng sawit dan minyak limbah non-sawit lainnya yang berasal dari hewan atau tumbuhan; limbah padat dari rumah dan bisnis, seperti kemasan, kertas, tekstil, dan sisa makanan yang seharusnya dibuang ke TPA atau pembakaran. SAF saat ini terbuat dari minyak jelantah dan lemak kotoran hewan.

SAF sangat penting dalam industri penerbangan. Sebagai gambaran, penerbangan pulang pergi antara London dan San Francisco memiliki jejak karbon per tiket ekonomi sebesar hampir 1 ton CO2e. Dengan industri penerbangan yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 8 miliar penumpang pada tahun 2050, penting untuk mengambil tindakan mengurangi emisi karbon penerbangan dan SAF adalah salah satu solusinya.

SAF memberikan pengurangan emisi karbon hingga 80% selama siklus hidup bahan bakar dibandingkan dengan bahan bakar jet tradisional yang digantikannya, bergantung pada bahan baku berkelanjutan yang digunakan, metode produksi, dan rantai pasokan ke bandara.

SAF dapat dicampur hingga 50% dengan bahan bakar jet tradisional dan semua uji kualitas diselesaikan sesuai bahan bakar jet tradisional.

Bahan bakar ini dapat ditangani dengan cara yang sama seperti bahan bakar jet tradisional, sehingga tidak diperlukan perubahan pada infrastruktur pengisian bahan bakar atau pada pesawat yang ingin menggunakan SAF.


 

Komentar Via Facebook :