https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Jeli Tangkap Peluang, Sekolah Kejuruan ini Sukses Garap Bisnis Bibit Sawit

Jeli Tangkap Peluang, Sekolah Kejuruan ini Sukses Garap Bisnis Bibit Sawit

Kebun pembibitan sawit yang dikelola SMKN 1 Nanga Tayap di lingkungan sekolah. foto: ist.


Ketapang, elaeis.co – Pertanian telah lama menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas unggulan yang memberikan kontribusi besar pada perekonomian negara.

Di tengah tuntutan untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, SMKN 1 Nanga Tayap, Kalimantan Barat, berhasil memanfaatkan peluang di sektor pertanian dengan membudidayakan bibit kelapa sawit. Usaha ini berawal dari keputusan petani karet yang beralih ke kelapa sawit sehingga para petani memerlukan bibit yang unggul.

Dengan kreativitas dan semangat kewirausahaan, SMKN 1 Nanga Tayap berhasil memanfaatkan peluang di sektor pertanian dengan membudidayakan bibit kelapa sawit yang berkualitas. Praktik ini tidak hanya memberikan pengalaman tersendiri bagi siswa dalam bidang pertanian, tetapi juga bertujuan untuk mendukung industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Kegiatan budi daya kelapa sawit ini merupakan salah satu bagian kegiatan teaching factory (Tefa) yang dilaksanakan oleh Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan, SMKN 1 Nanga Tayap. Proses pembudidayaan bibit kelapa sawit ini membutuhkan pengetahuan mendalam tentang praktik pertanian yang baik, pemilihan benih yang tepat, pengolahan tanah yang efisien, dan pemantauan yang cermat terhadap kondisi tanaman.

Kepala SMKN 1 Nanga Tayap, Nanay Aling, menyampaikan bahwa kebutuhan yang tinggi akan bibit kelapa sawit membuat permintaan bibit sawit di wilayah Kalimantan semakin tinggi. Banyaknya perusahaan sawit dan masyarakat yang mulai membudidayakan kelapa sawit menjadi salah satu penyebab tingginya permintaan bibit sawit.

Dengan memanfaatkan lahan yang dimiliki sekolah, siswa Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan SMKN 1 Nanga Tayap pun melakukan proses pembibitan yang diawali dengan pemilihan bibit unggul, penyemaian dan pembibitan, perawatan, hingga penyimpanan dan pendistribusian bibit.

“Kita bekerja sama dengan perusahaan sawit di sekitar sekolah dan ternyata banyak permintaan yang masuk ke sekolah. Pembudidayaan bibit sawit ini juga tidak terlalu sulit sehingga siswa pun bisa sambil menerapkan ilmu yang telah didapatkan di kelas,” jelas Aling lewat keterangan resmi Ditjen Vokasi dikutip Senin (22/4).

Menurutnya, bibit kelapa sawit dapat dipasarkan setelah berumur sembilan bulan penanaman. Dalam sekali panen, SMKN 1 Nanga Tayap dapat menghasilkan ratusan bibit kelapa sawit dan semuanya diedarkan untuk keperluan industri kelapa sawit di wilayah Kalimantan.

“Harga bibit kelapa sawit kian hari kian naik dan itu cukup menguntungkan sekolah. Selain itu, dari praktik ini para siswa menjadi belajar banyak. Setelah mereka lulus, rata-rata dari mereka bekerja di perkebunan kelapa sawit atau mengurus kebun kelapa sawit keluarga,” ucap Aling.

Selain memberikan dampak positif untuk sekolah dan industri, kegiatan budi daya bibit kelapa sawit juga memberikan dampak positif untuk siswa. Para siswa belajar terkait pertanian berkelanjutan untuk perekonomian yang lebih sejahtera.

“Kami di sini belajar banyak hal, salah satunya ketika dalam proses pembibitan mengalami kendala. Kami harus bisa mencari jalan keluar agar kendala tersebut dapat teratasi. Selain itu, kami juga belajar berwirausaha dalam bidang pertanian dan ini sangat berguna untuk masa depan kami selanjutnya,” ucap Florentina Elisabet Paku, siswa Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan SMKN 1 Nanga Tayap.


 

Komentar Via Facebook :