Berita / Bisnis /
Jangan Dibuang! Minyak Jelantah Bisa Jadi Duit Guys
Penampung dan Pengelolaan minyak jelangah di Pekanbaru. Elaeis.co
Pekanbaru, Elaeis.co - Jangan pandang remeh minyak jelantah yang merupakan salah satu limbah rumah tangga dan pelaku usaha kecil menengah itu. Sebab, jika diolah dengan benar maka bahan turunan dari kelapa sawit itu justru dapat menghasilkan penghasilan yang menggiurkan.
Seperti yang dilakukan oleh anak muda asli Pekanbaru M Rizky Ramadhan. Ia kini justru dapat menikmati keuntungan yang tidak kecil dari usahanya mengumpulkan minyak jelantah tadi. Malah kini ia juga menjadi eksportir muda lewat CV Arah Baru Sejahtera di bawah naungan PT Medan Bioenergi Nusantara.
Turut bujangan yang baru berusia 25 tahun itu, kini minyak jelantah yang ia kumpulkan itu diekspornya ke Singapura, Korea dan sebagian negara di Eropa. Tak main-main, setiap bulannya ia mampu mengirim jelantah dengan kualitas standar ekspor itu sebanyak 60 ton lebih.
Lokasi gudangnya berada di Jalan Air Hitam, Kota Pekanbaru Riau. Ia menekuni bisnis ini sejak 2018 lalu. Dimana ini adalah buah pokok pikirannya bersama dua orang sahabatnya.
"Awalnya dulu kita mencari bisnis yang tak jauh dari kepedulian kita terhadap lingkungan. Nah kebetulan teman saya ada yang kuliah di jurusan kimia. Tercetuslah ide berbisnis jelantah ini. Kebetulan ini juga menjadi objek penelitiannya saat itu," katanya, saat berbincang bersama Elaeis.co, Selasa (19/10) kemarin.
Minyak jelantah sendiri merupakan bahan baku dari Biodiesel atau yang juga dikenal dengan B30 yang menjadi program Presiden Joko Widodo saat ini.
Rizky mengaku memang bekum bisa mengolah sendiri jelantah itu menjadi Biodiesel lantaran kurangnya peralatan dan biaya produksi. Jadi Ia memutuskan untuk menjadi suplayer saja.
Awal mendirikan usaha ini, Rizky hanya mampu mengumpulkan 50 kg minyak jelantah dalam dua bulan. Kendati begitu, ia terus menekuni usaha ini bersama rekannya tadi.
Lelaki empat bersaudara ini tak Patang menyerah, Ia bahkan sempat turun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan minyak jelantah dari rumah ke rumah masyarakat. Para pelaku usaha juga tak ketinggalan ia tawarkan kerja sama. Dimana dari tangan masyarakat minyak jelantah tadi ia beli dengan harga Rp3.000 - Rp4.000.
"Alhamdulillah, ini bisa juga menjadi sarana untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat," terangnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha yang kini beroperasi di pergudangan yang terletak di jalan Air Hitam itu mulai membuahkan hasil. Dalam seminggu kini ia bisa kumpulkan sebanyak 10 ton minyak jelantah.
"Kita saat ini memiliki mitra pengepul di seluruh wilayah Riau. Ada sekitar 50 pengepul yang tersebar di Riau. Dari mereka kita beli minyak jelantah itu seharga Rp7.000/kg," tuturnya.
Dari 12 kabupaten dan kota di Riau, jelantah paling banyak yang ia kumpulkan berasal dari kota Pekanbaru. Kemudian jelantah itu ia jual lagi ke luar negeri dengan harga yang bervariasi. Dimana keuntungan yang ia dapat setiap bulannya sebesar 15 persen dari setiap ekspor tadi.
"Kalau harga saat ekspor relatif sih, tergantung dengan kualitas minyak jelantah yang kita punya," katanya.
Harga jual beli minyak jelantah tadi juga dipengaruhi naik turunnya harga sawit di Riau. Jika harga sawit tinggi, maka harga minyak jelantah itu juga ikut naik.
Begitu sebaliknya. Itu juga terjadi degan dampak harga CPO di lapangan. Selain itu berdampak pula dengan harga minyak goreng di lapangan.
"Kita berharap usaha kita ini turut membantu perekonomian masyarakat tadi. Sebab, bisa juga dijadikan penghasilan sampingan oleh masyarakat," terangnya.
Peluang bisnis minyak jelantah saat ini juga masih sangat bagus. Potensinya juga menjanjikan lantaran minyak adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat.
"Riau masih sangat berpeluang. Masih sedikit yang menjalankan bisnis ini. Tentu memang tetap ada resiko yang perlu dihadapi. Tapi selama masih ada kelapa sawit, kita yakin bisnis ini akan tetap lancar," tandasnya.

Komentar Via Facebook :