https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Jadi Sorotan Publik, Komisi II Evaluasi Masalah HGU, HGB, dan HPL di Riau

Jadi Sorotan Publik, Komisi II Evaluasi Masalah HGU, HGB, dan HPL di Riau

Ketua Tim Komisi II DPR RI, Sahidin, saat bertukar cenderamata usai pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik di Pekanbaru. Foto: Ridwan/vel


Pekanbaru, elaeis.co – Tim Komisi II DPR RI melaksanakan Kunjungan Kerja Spesifik (kunsfik) ke Pekanbaru, Riau, dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terkait evaluasi Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pengelolaan (HPL). Kunsfik sekaligus untuk menampung serta menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat.

Ketua Tim Komisi II DPR RI Sahidin menjelaskan, kunsfik ini menitikberatkan perhatian pada beberapa permasalahan. “Pertama, jumlah total semua luas HGU, HGB dan HPL di Provinsi Riau. Baik yang dikuasai oleh negara (BUMN/BUMD), korporasi/swasta, maupun perorangan,” jelas Sahidin dalam keterangan tertulis Setjen DPR RI dikutip elaeis.co Rabu (26/2).

Permasalahan kedua, Komisi II ingin mengetahui total luas lahan sawit yang telah memiliki Sertifikat HGU di Provinsi Riau hingga saat ini dan berapa luas lahan sawit yang memilik Izin Usaha Perkebunan (IUP) tetapi belum memilik Sertifikat HGU di Provinsi Riau.

Ketiga, penataan ulang sistem dan tata cara pemberian, perpanjangan, dan pembaharuan HGU yang diterapkan oleh Kanwil BPN Riau dalam pemberian, perpanjangan dan pembaharuan HGU, HGB dan HPL di Provinsi Riau.
 
Keempat, pemasukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam lima tahun terakhir dari pemberian, perpanjangan dan pembaharuan HGU, HGB dan HPL di Provinsi Riau. Kelima, implementasi yang dijalankan Kanwil BPN Riau terkait dengan One Map Policy di Provinsi Riau terkait penyelarasan data lahan HGU khususnya perkebunan sawit.

“Terakhir, kami juga ingin mengetahui kasus dan konflik agraria terkait HGU, HGB dan HPL yang terjadi di Riau dalam lima tahun terakhir dan langkah yang diambil oleh Kanwil BPN Riau dalam penyelesaiannya,” paparnya.

Politisi Fraksi PAN ini menambahkan Kunsfik Tim Komisi II ke Riau ini untuk melaksanakan fungsi pengawasan terkait pengawasan dan evaluasi masalah HGU, HGB dan HPL. Hal itu karena Riau merupakan salah satu pemegang HGU terbanyak dan terluas di wilayah di Indonesia, baik HGU yang dikuasai oleh korporasi swasta, perorangan maupun dari BUMN atau BUMD.
 
“Hal tersebut tidak lepas dari Provinsi Riau sebagai provinsi yang kontribusi besar dalam sektor perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan pengelolaan sumber daya alam lainnya,” jelasnya.
 
Diketahui, permasalahan HGU, HGB dan HPL di Provinsi Riau kerap menjadi sorotan publik. Hal itu karena banyaknya perkebunan di Provinsi Riau yang banyak bermasalah, baik IUP maupun perkebunan utamanya sawit yang tidak terdaftar sebaik pemilik Sertifikasi HGU. Selain itu juga masih adanya konflik tumpang tindih HGU korporasi/swasta maupun BUMN/D dengan masyarakat, hasil bagi sawit yang belum adil untuk masyarakat. Bahkan impact dari banyaknya HGU, HGB dan HPL utamanya sawit, belum berkontribusi secara maksimal dalam pemerataan kesejahteraan dan pembangunan di Provinsi Riau.
 
“Meningkatnya jumlah konflik pertanahan, khususnya atas tanah HGU memiliki implikasi yang luas bagi masyarakat. Di satu sisi, masyarakat membutuhkan tanah, sementara di sisi lain, perusahaan berusaha mempertahankan apa yang mereka anggap sebagai hak mereka,” pungkasnya.
 
Atas penjelasan di atas, Komisi II menuntut agar kerja dan upaya Kanwil BPN Riau agar lebih dari yang ada karena desakan dan dorongan publik dalam pembenahan kinerja dan kepercayaan akan selalu diukur. 
 
“Komisi II juga meminta untuk selalu terbuka dan transparan dalam setiap pemberian, perpanjangan dan pembaharuan pemegang Sertifikat HGU, HGB dan HPL, utamanya kepada korporasi besar yang selama ini sudah menjalankan usaha perkebunan di Provinsi Riau tetapi belum berdampak signifikan terhadap kesejahteran masyarakat di Riau,” tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :