Berita / Pasar /
Ini Daftar 5 Emiten Sawit Paling Cuan di Semester Pertama 2025
Papan pergerakan harga saham di BEI. Foto: ist.
Jakarta, elaeis.co – Semester pertama 2025 menjadi periode emas bagi sejumlah emiten sawit yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menguatnya harga minyak sawit mentah (CPO) sejak Januari menjadi mesin penggerak kinerja keuangan, membuat sederet perusahaan sawit mampu mencetak lonjakan laba bersih.
Harga CPO yang stabil di level tinggi tak datang begitu saja. Analis menilai, tren positif ini salah satunya dipicu lonjakan harga minyak kedelai di pasar global. Kenaikan tersebut erat kaitannya dengan kebijakan energi hijau di Amerika Serikat, termasuk aturan biofuel yang mendorong penggunaan bahan baku domestik serta rencana pemerintahan Trump untuk memperluas campuran biofuel ke dalam bensin dan solar pada 2026.
Berdasarkan laporan resmi emiten sawit kepada otoritas BEI, berikut daftar lima perusahaan dengan laba bersih terbesar pada semester pertama 2025:
1. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
Perusahaan ini menduduki posisi puncak dengan catatan laba bersih Rp1,69 triliun, melesat 75,36% dibandingkan periode sama 2024 sebesar Rp966,34 miliar.
Pendapatan perseroan ikut terkerek hingga Rp5,5 triliun atau naik 35,13% secara tahunan. Meski beban pokok penjualan naik 23%, terutama karena lonjakan biaya pupuk 40% dan pembelian TBS 32%, manajemen berhasil menjaga profitabilitas tetap tinggi.
2. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
Di posisi kedua ada DSNG dengan laba bersih Rp915,77 miliar, tumbuh signifikan 81,86% dari Rp503,56 miliar di tahun sebelumnya.
Penjualan perseroan menanjak ke Rp6,08 triliun, terdiri atas penjualan lokal Rp5,45 triliun dan ekspor Rp621,20 miliar. Kenaikan beban pokok penjualan yang tembus Rp4,12 triliun masih mampu diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan.
3. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR)
Emiten sawit raksasa milik grup Sinar Mas ini membukukan laba bersih Rp825,38 miliar, melonjak hampir dua kali lipat atau 94,96% dibanding semester pertama 2024.
Penjualan bersih SMAR meroket dari Rp35,89 triliun menjadi Rp43,26 triliun. Walaupun beban pokok penjualan naik ke Rp38,90 triliun, angka pertumbuhan penjualan tetap mampu mempertebal kinerja.
4. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)
Perusahaan ini berhasil membukukan laba bersih Rp714,46 miliar, naik 19,40% dibandingkan tahun sebelumnya Rp598,32 miliar.
Pendapatan kontrak pelanggan meningkat hampir 29% menjadi Rp2,32 triliun. Mayoritas pendapatan berasal dari penjualan minyak kelapa sawit sebesar Rp1,65 triliun, disusul penjualan inti sawit, karet, dan produk turunan lainnya.
5. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
Menutup daftar, perusahaan yang akrab dengan sebutan Lonsum ini mencatat laba bersih Rp714,46 miliar. Pertumbuhan ini didorong peningkatan pendapatan dari berbagai lini bisnis, mulai dari minyak sawit, inti sawit, karet, hingga pendapatan lain-lain.
Menariknya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang dikenal sebagai salah satu pemain lama di industri sawit justru absen dari lima besar. Perusahaan yang sudah eksis lebih dari 40 tahun ini hanya mencatat laba bersih Rp702 miliar, meskipun tumbuh 40% secara tahunan. Beban pokok penjualan yang mencapai Rp12,19 triliun disebut menjadi faktor utama yang menekan margin laba.
Melihat tren harga CPO yang diperkirakan stabil di kisaran RM 4.100–RM 4.300 per ton dalam beberapa waktu ke depan, prospek emiten sawit masih menjanjikan. Dengan permintaan global yang terus menguat dan dukungan sentimen komoditas, investor diperkirakan masih akan menaruh perhatian besar pada saham-saham perkebunan sepanjang tahun ini.






Komentar Via Facebook :