Berita / Nasional /
Inflasi Tahunan Desember 2024 Sebesar 1,57 Persen, Terendah Sepanjang Sejarah
Infografis by BPS
Jakarta, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Desember 2024 terjadi inflasi tahunan atau year on year (y-on-y) sebesar 1,57 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,80. Sementara secara bulanan, pada Desember 2024 terjadi inflasi 0,44 persen atau kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,33 pada November 2024 menjadi 106,80 pada Desember 2024.
“Inflasi tahunan pada Desember 2024 lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan Desember 2023 yang mencapai 2,61 persen. Inflasi tahunan pada Desember 2024 juga merupakan yang terendah selama ini atau sejak dilakukannya perhitungan inflasi oleh BPS pada tahun 1958,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/1).
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Komoditas penyumbang utama inflasi tahun 2024 adalah emas perhiasan, sigaret kretek mesin, minyak goreng, beras, dan kopi bubuk.
Penyumbang utama inflasi Desember 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi 0,38%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini antara lain telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng dan bawang merah.
Sementara penyumbang utama inflasi Desember 2024 secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi 0,55%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah sigaret kretek mesin, minyak goreng, beras, kopi bubuk dan bawang merah.
Pendorong lainnya adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,90 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,16 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,59 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,04 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,93 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,17 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,94 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,48 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,02 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks atau deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar 0,30 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen. “Deflasi pada kelompok transportasi didorong oleh deflasi pada tarif angkutan udara di bulan Desember 2024,” jelasnya.
Berdasarkan wilayah, inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 5,36 persen dengan IHK sebesar 111,80 dan yang terendah di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,44 persen dengan IHK sebesar 107,28. Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Jayawijaya sebesar 5,36 persen dengan IHK sebesar 111,80 dan terendah terjadi di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 110,61.
Provinsi Gorontalo menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mengalami deflasi y-on-y, yakni sebesar 0,79 persen dengan IHK sebesar 106,60. Deflasi kabupaten/kota y-on-y terdalam terjadi di Kota Gorontalo sebesar 1,10 persen dengan IHK sebesar 105,07 dan terendah terjadi di Kabupaten Muko Muko sebesar 0,16 persen dengan IHK sebesar 104,79.







Komentar Via Facebook :