Berita / Dewandaru /
Ilusi Bisnis
Peternakan sapi milik wayan Supadno di Pangkalan Bun, Kalteng. foto: dok. pribadi
Ilusi bisnis banyak diartikan sebagai sebuah rekayasa untuk mengelabuhi panca indra publik, bisnis yang kontradiktif antara angan-angan dan faktanya. Sebuah kebohongan narasi ilustrasi.
Ini biasa terjadi karena cipta kondisi cara marketing yang salah, baik disengaja ataupun tidak. Bisa jadi salah prediksi karena kurang jelinya analisa bisnis, bisa pula karena motivasi tersembunyi.
Contoh sederhananya begini; adalah investasi bodong, menawarkan konsep kerja sama untuk merekrut para pemilik modal agar jadi investornya.
Antara narasi pada pra investasi jauh beda dengan fakta setelah dijalani, lalu dikaji ulang.
Yang seperti ini belum lama jadi perbincangan publik, investasi kampung kurma dan durian misalnya. Setelah ditelusuri, memang terjadi penyalahgunaan kepercayaan publik. Akhirnya rugi massal.
Lalu ada peternak sapi. Banyak peternak sapi khususnya penggemukan gagal lalu usahanya tutup akibat ilusi bisnis.
Peternakan ini mengejar pertambahan bobot harian atau Average Daily Gain (ADG) ekstrim tinggi tanpa peduli biaya produksi. Tanpa kontrol cashflow harian.
Akhirnya Harga Pokok Produksi (HPP) di atas harga jual. Pakannya bungkil kedelai impor, premix dan biaya penyerta lainnya tinggi.
Setelah sapinya dijual lalu dikaji ulang, pembukuannya merugi. Padahal sapinya besar dan gemuk menyenangkan.
Kemudian ada pula petani padi dan hortikultura. Maunya mulai vegetatif hingga generatif memuaskan, bangga berlebihan jika dapat pujian para tetangga. Lalu membuat perlakuan ekstrim beda dari lainnya tanpa kontrol biaya produksi harian.
Memakai serba berlebihan baik mutu maupun jumlahnya, memang tampilannya akan menyilaukan sejak awal hingga akhir.
Tapi sayangnya saat biaya dibagi hasil produksi (HPP), jadinya jauh di atas pasar. Panca indra terpuaskan. Tapi laporan pembukuan laba rugi mengecewakan, karena rugi.
Sesungguhnya akhir dari permainan bisnis adalah hasil. The end of the game is results, itu dalam falsafah bisnis. Bukan tampilan...








Komentar Via Facebook :