https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Harimau Pincang Teror Petani Sawit Bengkulu Selatan 

Harimau Pincang Teror Petani Sawit Bengkulu Selatan 

Petugas BKSDA Resort Bengkulu Selatan mendatangi lokasi kemunculan harimau Sumatera berkaki pincang. foto: ist.


Kota Manna, elaeis.co - Sudah hampir dua pekan seekor harimau Sumatera meneror warga Desa Kota Bumi dan Desa Sebilo, Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Meski satwa liar itu disebutkan berbadan kurus dan berkaki pincang, tetap saja warga merasa was-was pergi ke kebun dan ke ladang.

Harimau itu dilaporkan pertama kali kelihatan melintas di pinggir kebun sawit milik warga bernama Saipul, warga Desa Kota Bumi, pada 18 Agustus lalu. Saipul pula yang menceritakan bahwa badan harimau itu kurus dan kakinya pincang.

Kemunculan harimau itu langsung dilaporkan ke pemerintah desa dan diteruskan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu. Beberapa hari berselang aparat desa dan kecamatan bersama petugas BKSDA Resort Bengkulu Selatan dan pihak kepolisian mendatangi lokasi penampakan harimau. Jaraknya sekitar 1,4 kilometer dari perkampungan dan sekitar 4 kilometer dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) Peraduan Tinggi yang merupakan habitat harimau Sumatera.

Namun hingga kini harimau tersebut belum berhasil diamankan. Para petani sawit banyak yang tak berani pergi ke kebun karena beberapa ekor anjing dilaporkan hilang tanpa jejak.

"Harimau itu belum berhasil diamankan, kami sangat khawatir tiba-tiba muncul di kebun sawit kami. Rasanya harimau itu masih berada di sekitar sini juga," kata seorang petani di desa itu, Sarman, Selasa (29/8).

Kepala BKSDA Provinsi Bengkulu, Hifzon Zawahiri, mengakui pihaknya belum berhasil mengamankan si raja hutan itu. "Karena wilayah jelajah harimau luas, jadi perlu kesabaran," ujarnya.

Saat ini belum bisa dipastikan posisi harimau tersebut. Andai berada di dekat kawasan hutan yang merupakan habitatnya, maka BKSDA akan melakukan pengusiran. Tapi jika sudah jauh dari habitatnya, maka langkah terakhir akan dipasang perangkap.

Hifzon menyebutkan bahwa pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin menemukan harimau tersebut untuk mencegah konflik dengan manusia. "Aktivitas masyarakat terganggu, banyak yang tidak berani pergi ke kebun mereka sendiri karena takut bertemu harimau. Perekonomian para petani terancam," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengaku akan menggandeng organisasi lingkungan untuk mencari solusi terbaik terhadap masalah ini. "Perlindungan terhadap satwa liar dan kepentingan para petani harus seiring, karena itu langkah-langkah preventif harus dicari untuk menghindari konflik lebih lanjut," tukasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :