Berita / Sumatera /
Harga TBS Petani Plasma Dipengaruhi Cuaca
Ilustrasi (Int.)
Medan, Elaeis.co - Harga resmi tandan buah segar (TBS) yang diumumkan Dinas Perkebunan Sumatera Utara (disbun sumut) mencapai Rp2.800,65/kg untuk usia tahun tanam 10-20 tahun. Namun belum semua petani plasma merasakan TBS-nya dibeli dengan harga pas.
"Kalau di Asahan, perusahaan sawit yang jadi bapak angkat kami menerapkan harga TBS untuk kami sebagai plasma antara Rp2.600 atau Rp2.700 per kilogram TBS. Beda Rp100 sampai Rp200 dari harga resmi," ujar Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Sumut, Syarifuddin Sirait, kepada Elaeis.co, Kamis (19/8/2021).
Ia menyebutkan bapak angkat mereka di Simalungun merupakan perusahaan milik Wilmar Group. Kondisi yang sama dialami rekan Syarifuddin yang ada di Kabupaten Batubara, Simalungun, dan sejumlah kabupaten lainnya.
Syarifuddin dan petani lain yang tinggal di Kecamatan Pasir Mandoge, Asahan, sudah mempertanyakan selisih harga yang lumayan besar antara PKS dan harga resmi. Pihak perusahaan berdalih perbedaan harga disebabkan kualitas buah hasil panen petani plasma sedikit terganggu oleh cuaca.
"Sekarang kan musim hujan. Jadi, pihak bapak angkat bilang kualitas buah kami sedikit terganggu karena hujan yang turun setiap hari selama seminggu terakhir," ungkapnya.
Selain TBS mengandung air melebihi ketentuan yang ada, begitu juga rendemen, kebersihan, dan hal-hal teknis lainnya yang sangat mempengaruhi kualitas buah.
"Ya, bagaimana lagi mau dibilang. Memang cuaca seminggu terakhir ini lebih banyak hujan," ucapnya.
Sementara itu, Penasehat AspekPIR Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Teguh W Hasahatan Nasution, mengatakan, harga TBS yang diterima petani plasma di daerahnya hanya beda tipis dengan harga resmi Disbun Sumut. "Cuma beda cepek," kata anggota DPRD Madina dari Fraksi PDIP ini.
Ia mencontohkan petani plasma yang dibina oleh Asian Agri Group dan Sumber Tani Agung (STA) Group yang menerima harga TBS Rp2.700 per kilogram.
"Malah ada anggota kami yang di Kecamatan Muara Batang Gadis yang menerima harga pas, sama dengan harga Disbun Sumut Rp2.800 per kilogram," bebernya.
Para petani, kata Teguh, bersyukur karena intensitas hujan di Madina tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan wilayah Pantai Timur yang hujan setiap hari selama seminggu terakhir.
"Minggu lalu agak sering hujan di kampung kami ini. Minggu ini malah lebih banyak sinar matahari," jelasnya.







Komentar Via Facebook :