https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Meningkat, Perekonomian Diprediksi Membaik

Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Meningkat, Perekonomian Diprediksi Membaik

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha.


Bengkulu, elaeis.co - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu telah mengumumkan bahwa kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu diperkirakan akan memberikan dorongan positif bagi perekonomian Bengkulu pada triwulan pertama tahun 2024. Menurut data yang dirilis, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu pada bulan Februari 2024 mencapai Rp 2.253 per kilogram, meningkat dari Rp 2.000 per kilogram pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha, menyampaikan pandangannya terkait perkembangan harga TBS kelapa sawit. Menurutnya, kenaikan harga TBS pada Februari 2024 ini mencerminkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kenaikan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu pada bulan Februari 2024 mencerminkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Aditya, Jumat 23 Februari 2024.

Penyebab utama kenaikan harga tersebut belum dipastikan secara rinci, namun, faktor-faktor seperti permintaan pasar yang stabil dan pasokan yang terbatas mungkin berkontribusi terhadap tren tersebut. Meskipun begitu, kenaikan harga ini menjadi kabar baik bagi petani kelapa sawit di Bengkulu yang selama ini bergantung pada hasil penjualan TBS sebagai sumber pendapatan utama mereka.

"Kenaikan harga ini menjadi kabar baik bagi petani kelapa sawit di Bengkulu yang selama ini bergantung pada hasil penjualan TBS," ujar Aditya.

Petani kelapa sawit di Bengkulu menyambut baik kenaikan harga TBS ini. Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, Jakfar menyatakan, kenaikan harga TBS diharapkan memberikan harapan bagi kami para petani untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

"Kenaikan harga TBS ini memberikan harapan bagi kami para petani untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik. Semoga tren ini berlanjut dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Bengkulu secara keseluruhan," ujar Jakfar.

Meski demikian, ada pula yang menyoroti potensi dampak negatif dari kenaikan harga TBS kelapa sawit ini. Beberapa pihak khawatir bahwa kenaikan harga ini dapat berdampak pada inflasi dan harga produk-produk turunannya, yang akhirnya bisa membebani konsumen di tingkat lokal.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Dhita Aditya Nugraha menjelaskan bahwa Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan harga serta berbagai indikator ekonomi lainnya untuk mengantisipasi potensi dampak negatif yang mungkin timbul. 

"Kami akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa kenaikan harga TBS kelapa sawit ini tidak menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang signifikan," tambah Aditya.

Meskipun masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan secara pasti tentang dampak jangka panjang dari kenaikan harga TBS kelapa sawit ini, langkah-langkah pengawasan dan pengendalian akan terus dilakukan oleh pihak berwenang. Masyarakat Bengkulu diharapkan dapat memperoleh manfaat secara menyeluruh dari perbaikan harga komoditas ini, sambil tetap memperhatikan keseimbangan ekonomi yang berkelanjutan.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :