https://www.elaeis.co

Berita / Pasar /

Harga Sawit Merangkak Naik, China Belanja, India Malah Ngerem

Harga Sawit Merangkak Naik, China Belanja, India Malah Ngerem

Ilustrasi - dok.elaeis


Jakarta, elaeis.co - Harga minyak sawit kembali naik tipis dan bikin pelaku pasar sedikit bernapas lega. 

Rabu (19/11), harga kontrak berjangka sawit bertahan di kisaran 4.223 ringgit per ton, menguat sekitar 0,31%. Nggak banyak, tapi cukup menunjukkan bahwa pasar mulai bangkit setelah sempat nyungsep ke level terendah empat bulan lalu.

Kenaikan ini dipicu kabar dari China. Negeri Tirai Bambu itu lagi masif belanja minyak nabati. Reuters melaporkan, COFCO trader BUMN China, mengamankan minimal 14 kargo kedelai AS untuk pengiriman Desember–Januari. Efeknya, harga minyak nabati di bursa Dalian ikut terdongkrak, dan biasanya sentimen positif ini nular ke pasar sawit global.

Ditambah lagi, ringgit Malaysia yang lagi melemah bikin ekspor sawit Malaysia makin kompetitif. Kombinasi dua faktor ini jadi bensin yang mendorong harga pelan-pelan naik.

Tapi, jangan senang dulu. Kenaikan harga ini masih tertahan dari sisi permintaan India. Sebagai importir sawit terbesar dunia, India justru lagi menginjak rem. 

Impor sawit India pada Oktober turun ke level terendah lima bulan, karena pembeli beralih ke minyak kedelai yang harganya lagi relatif lebih bersahabat. Pembelian sepanjang 2024/2025 bahkan anjlok sekitar 16%, jadi yang terendah dalam lima tahun terakhir.

Dari Malaysia, sinyalnya juga belum sepenuhnya positif. Data cargo surveyor menunjukkan pengiriman produk sawit Malaysia sepanjang 1–15 November turun 10–15% dibanding bulan sebelumnya. Sementara Malaysian Palm Oil Board (MPOB) juga menetapkan harga referensi CPO Desember lebih rendah, membuat ruang kenaikan harga semakin sempit.

Sementara itu, dari Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia, sentimennya campur aduk. Pemerintah terus memperketat tata kelola lewat penertiban 3,4 juta hektar kebun ilegal, dan 1,5 juta hektar di antaranya sudah diserahkan ke Agrinas Palma Nusantara. 

Ada juga isu seputar biodiesel. Indonesia berencana naik kelas dari B40 ke B50 pada 2026, plus dorongan produksi sustainable aviation fuel (SAF) dalam 2–3 tahun ke depan. Kebijakan-kebijakan ini secara jangka panjang bakal menopang permintaan sawit.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :