https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Sawit Masih Melorot, Petani Berharap Ada Sanksi

Harga Sawit Masih Melorot, Petani Berharap Ada Sanksi

Petani di Muarojambi, Provinsi Jambi, terpaksa memanen sawit meski harga anjlok dua pekan terakhir. Foto: Febri/elaeis.co


Jambi, elaeis.co - Keluhan petani terkait anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit belum reda. Pemerintah diminta turun tangan.

Budiman, seorang petani sawit yang tinggal di Marosebo, Muarojambi, Provinsi Jambi, meminta agar pemerintah segera menindak perusahaan atau pabrik kelapa sawit (PKS) yang seenaknya menurunkan harga TBS.

"Harga sekarang belum berubah, dalam 2 minggu ini paling rendah Rp 1.500/kg dan paling tinggi Rp 1.700/kg," kata Budiman kepada elaeis.co, Kamis (5/5).

Menurutnya, kebanyakan petani di daerahnya merupakan petani mandiri yang tak terikat kemitraan dengan perusahaan manapun. Namun, menurutnya, harga TBS di pabrik tak boleh turun dibanding harga yang sudah ditetapkan oleh Disbun Jambi. 

"Kita jual ke pabrik swasta, segitulah harganya. Orang pabrik yang menentukan, kita sebagai petani mengikut saja," ujarnya.

"Hari ini pabrik sudah buka, harganya masih sama," tambahnya.

Dia berharap ada tindakan dari pemerintah terhadap PKS. "Harus ikut regulasilah, kalau disbun sudah mematok harga, perusahaan jangan bermain sendiri. Kalau perusahaan mempermainkan harga, harusnya ada sanksi dari pemerintah," lanjutnya. 

Di tengah harga sawit yang merosot, ia tetap memilih untuk memanen kebun sawitnya. "Ya dari pada makin rugi, sawit juga kalau gak dipanen rusak nanti pohonnya," ujarnya. 

"Makanya saya berharap pemerintah maupun perusahaan sawit tidak membiarkan kondisi yang tidak baik ini berlangsung berlama-lama. Sebab saat ini harga pupuk konsisten di atas angin dan upah buruh panen sudah Rp 150/kg TBS yang dipanen. Petani rugi besar kalau harga TBS merosot," katanya.

 

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :