https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Harga Pupuk Melambung, Petani Sawit di Inhu Menjerit

Harga Pupuk Melambung, Petani Sawit di Inhu Menjerit

Ketua DPD SAMADE Inhu, Gundra.


INHU, Elaeis.co - Produksi buah kelapa sawit di sebagain wilayah Kabupaten Indragiri Hulu, Riau mengalami penurunan seperti di Kecamatan Batang Peranap dan Peranap. Tetapi hal itu tidak begitu pengaruh bagi petani sawit swadaya daerah itu karena telah menjadi keharusan meskipun rutin di pupuk.

Namun, permasalahannya sekarang harga pupuk melambung tinggi diiringi dengan kelangkaan pupuk. Hal itu disampaikan oleh Gundra Irawan selaku Ketua Ketua DPD Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Inhu kepada Elaeis.co, Selasa (24/8).�

Ia menyebut, kenaikannya diprediksi mencapai 100 persen dari harga pupuk sebelumnya. "Seperti pupuk KCL, biasa dibandrol oleh pemilik kios sebesar Rp 280 ribu per karung, kini menjadi Rp 480 ribu per karung. Yang lebih parahnya lagi petani susah mendapatkan ketersediaan pupuk," kata dia.�

Gundra Irawan mengatakan hal itu sangat membikin petani gerah, kendati begitu pihaknya tetap memupuk cuman jumlahnya di kurangi. Biasa mereka pesan 10 karung menurun menjadi 8 karung untuk luasan 2 hektare sawit.�

Dilihat dari jumlah itu, lanjut Gundra Irawan, petani tidak habis akal mengatasi problema pupuk untuk perawatan kebun sawit. "Solusi terbaik yang bisa kita lakukan saat ini, takaran dosis yang ditabur di pohon sawit dikurangi," kata dia.�

Bahkan, agar mengetahui lebih jauh kenapa harga pupuk melambung tinggi, salah satu pemilik kios pupuk di Pematang Reba, Kecamatan Rengat Barat, Rahmat angkat bicara.�

Rahmat pun menduga mahalnya harga pupuk ditenggarai beberapa faktor, salah satunya pajak pemerintah.

"Jangankan petani mengalami ketar-ketir tentang pupuk, saya aja setelah stok habis tidak lagi menjual pupuk jenis itu karena takut enggak laku sebab harga enggak masuk diakal lagi. Biasa kita suplai ke toko-toko kini stok dijual sendiri aja," terangnya.�

Bahkan lanjut Rahmat, kenaikan harga tidak hanya terjadi di pupuk, racun merk herbisida yang kuning biasa juga naik, biasanya di jual Rp 230 ribu kini menjadi Rp 330 ribu.�

"Nah, kalau NPK mutiara sekarang barangnya kosong, yang ada saat ini hanya Sapotran Pak Tani, itupun harganya kini naik Rp 580 ibu dari sebelumnya Rp 420 ribu," kata dia.

Rahmat mengakui, kenaikan harga ini sangat berpengaruh pada penjualannya. Dia pun tidak mau mengambil resiko memesan sembarangan.

"Apabila dipaksakan, takutnya nanti tiba-tiba harganya turun pula. Habislah saya," ujarnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :