https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Harga Lokal tak Memuaskan, TBS Diboyong ke Tetangga

Harga Lokal tak Memuaskan, TBS Diboyong ke Tetangga

Ilustrasi pengangkutan hasil panen kelapa sawit (Facebook)


Luwu, Elaeis.co - Para petani sawit di tiga sentra perkebunan sawit di Provinsi Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur, tak ketinggalan kabar tentang naiknya harga tandan buah segar (TBS). Tapi di kampungnya sendiri, para petani itu tak pernah merasakan kenaikan harga.

Syamsul Bahri, petani sawit di Luwu Timur, mengatakan, naiknya harga TBS hingga memecahkan rekor di provinsi lain tak menular ke daerah mereka.

"Ada empat pabrik kelapa sawit di Kabupaten Luwu Timur, termasuk PTPN XIV. Di Luwu dan Luwu Utara juga ada sejumlah PKS. Tapi harga TBS di tiga kabupaten itu hanya sekitar Rp 2.050 per kilogram untuk penjualan langsung di pabrik," katanya kepada Elaeis.co, Senin (20/9/2021).

Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Agro Mandiri Utama Luwu Timur ini mengatakan, situasi yang kurang menguntungkan itu membuat para petani cari akal agar bisa menikmati harga yang pantas. 

Akhirnya mereka memilih untuk tidak menjual TBS ke PKS-PKS di seluruh Luwu Raya, tapi membawanya ke Kabupaten Morowali dan Morowali Utara di Provinsi Sulawesi Tengah. 

"Rata-rata sekarang petani sawit di seluruh daerah di Luwu ini jual TBS ke Sulawesi Tengah. Sebab, di sana harga TBS agak tinggi, sekitar Rp 2.400 sampai Rp 2.500 per kilogram," ungkapnya.

Petani sawit tak mempermasalahkan meski harus menempuh perjalanan selama sekitar lima jam mengantar TBS. "Lagi pula jalan lintas provinsinya sudah mulus. Paling hanya jalan dari kebun yang jelek toh," katanya.

Fenomena itu menyebabkan semua PKS yang ada di Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur, sering mengalami kekurangan pasokan buah sawit. Tapi petani tak ambil pusing, mereka hanya ingin harga yang terbaik untuk hasil panennya.

"Kalau ada PKS-PKS itu yang berani pasang harga sekitar Rp 2.400 atau Rp 2.500 per kilogram, ya sudah pasti kami berbondong-bondong jual ke mereka," kata Syamsul.

"Lucunya, para pengepul TBS bahkan lebih berani, mereka pasang harga di atas harga yang ditetapkan PKS di seluruh Luwu. PKS bikin harga Rp 2.050, pengepul kasih harga Rp 2.100, lebih tinggi toh. Dan pengepul itu juga bawa buahnya ke Morowali," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :