https://www.elaeis.co

Berita / Pasar /

Harga CPO Terkoreksi ke MYR4.110/ton, Pasar Mulai Panik?

Harga CPO Terkoreksi ke MYR4.110/ton, Pasar Mulai Panik?


Jakarta, elaeis.co - Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) kembali melorot di akhir pekan. Pada perdagangan Jumat (7/11), kontrak CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 0,94% ke MYR4.110 per ton.

Ini bukan penurunan biasa. Harga CPO sudah melemah empat pekan berturut-turut, dan pekan lalu saja anjlok 2,26%. Pelaku pasar mulai waswas karena ada tanda-tanda stok bakal menumpuk dan permintaan ekspor tak sekuat sebelumnya.

Ada beberapa faktor yang membuat harga CPO terus merosot pelan tapi konsisten dalam beberapa pekan terakhir. Salah satunya adalah proyeksi stok yang diperkirakan membengkak di Malaysia. 

Persediaan minyak sawit Negeri Jiran diprediksi menembus 2,44 juta ton pada Oktober, atau menjadi yang tertinggi dalam dua tahun terakhir. 

Di saat yang sama, produksi disebut-sebut melonjak ke level tertinggi dalam tujuh tahun, sementara permintaan ekspor belum cukup kuat untuk menyerap tambahan pasokan tersebut. Kondisi ini otomatis menekan harga di pasar.

Faktor lain datang dari pelemahan harga minyak mentah global. Harga minyak dunia sempat turun selama tiga hari berturut-turut akibat kekhawatiran kelebihan pasokan dan menurunnya permintaan di Amerika Serikat. 

Imbasnya, minyak sawit ikut kehilangan daya tarik sebagai bahan baku biodiesel. Ketika sektor biodiesel melemah, permintaan terhadap CPO biasanya ikut turun karena salah satu penopang konsumsi dalam negeri menjadi kurang aktif.

Di sisi lain, minyak sawit juga tengah kalah saing dengan minyak nabati lain. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tercatat melemah 0,34%. 

Kondisi serupa terjadi di Bursa Dalian, di mana harga minyak kedelai turun 0,42% dan minyak sawit terkoreksi 0,21%. Pergerakan ini membuat CPO cenderung mengikuti tren penurunan karena komoditas tersebut saling bersaing di pasar minyak nabati global.

Direktur The Farm Trade di Kuala Lumpur, Sandeep Singh, menilai tekanan terhadap harga CPO saat ini datang dari tiga sisi sekaligus yakni stok akhir yang diperkirakan meningkat, harga minyak mentah yang masih lesu, serta daya saing biodiesel yang ikut melemah. 

Meski begitu, ia melihat adanya peluang pembalikan arah harga. Dengan posisi CPO yang kini lebih murah dibandingkan minyak kedelai dan adanya level support teknikal di kisaran MYR4.080, peluang aksi beli mulai terbuka ketika harga menyentuh area tersebut. Situasi itu bisa dimanfaatkan sebagian pelaku pasar untuk masuk pada level harga bawah.

Saat ini, perhatian pasar tertuju pada rilis data resmi dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang dijadwalkan pada 10 November 2025. 

Data tersebut menjadi kunci untuk membaca arah harga selanjutnya. Jika stok benar-benar naik setinggi perkiraan, tekanan terhadap harga CPO berpotensi berlanjut. Sebaliknya, jika angka stok lebih rendah dari prediksi, peluang rebound bisa terbuka lebih lebar.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :