Berita / Bisnis /
Nasib Petani Sawit di Rohul
Giliran Harga Meroket, Produksi Mengkeret Pula
Seorang petani kelapa sawit di Riau sedang mengumpulkan hasil panennya. foto: ist
Pekanbaru, elaeis.co - Pra petani kelapa sawit di Kecamatan Kota Lama Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) hanya bisa mengelus dada lantaran di saat harga kelapa sawit tinggi, hasil panen mereka justru mengkeret (turun). �
Widia Sukma Prasdian, salah seorang petani kelapa sawit di sana cerita, biasanya, produksi dari 3 hektar kebun kelapa sawitnya bisa mencapai 2,5 ton sekali panen. Sekarang hanya 1 ton. �
"Kebun orang tua saya juga begitu, panen dari 4 hektar yang biasanya 5 ton, sekarang cuma 2-3 ton," katanya saat berbincang dengan elaeis.co, kemarin.�
Kondisi semacam ini kata Widi dirasakan oleh semua petani yang ada di Desa Bagan Tujuh (SP7) itu. Rata-rata produksi kebun sawit petani turun hingga 50 persen.
Kalau sudah begini kata ayah satu anak ini, butuh waktu 4-6 bulan hasil panen akan normal kembali. Itupun kalau perawatan bagus.
Merosotnya hasil panen tadi kata lelaki yang jamak disapa Widi ini adalah lantaran cuaca yang tak menentu. "Hujan panas yang terjadi kayaknya membikin bubuk sari tanaman menjadi rusak," Widi menduga.
Memang kata Widi, harga jual kelapa sawit yang tinggi masih sangat membantu petani. Soalnya petani yang kebunnya dipekerjakan kepada orang lain (tukang panen), tidak akan terlalu banyak mengeluarkan gaji pekerja lantaran hitungan kerja tukang panen bergantung pada banyaknya janjangan yang dipanen.�
"Kalau janjangan sedikit ya gaji yang dikeluarkan juga sedikit," terangnya.
Yang bikin sakit kepala itu kata Widi justru kalau harga kelapa sawit rendah tapi hasil produksi banyak. "Upah panen akan bengkak," ujarnya.�
Di Pekanbaru, Dinas Perkebunan Provinsi Riau telah merilis harga Tandan Buah Segar (TBS) periode 28 April-4 Mei 2021.�
Dari angka yang dirilis itu, dibanding periode sebelumnya, harga TBS periode ini naik di setiap kelompok umur tanaman.�
Namun harga tertinggi terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun, naik Rp135,95/kg atau 5,73 persen dari harga periode lalu Rp2.506/Kg.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja mengatakan, harga itu merupakan harga tertinggi sejak 2010 lalu.
"Kenaikan harga TBS itu dipengaruhi oleh naiknya harga jual CPO dan kernel beberapa perusahaan yang menjadi sumber data," terangnya.�
Harga jual CPO PTPN V misalnya, naik sebesar Rp625,25/Kg, Sinar Mas Group naik Rp640,11/Kg, �Asian Agri naik sebesar Rp457,59/Kg dan Citra Riau Sarana naik Rp482,20/Kg.
Untuk harga jual kernel, Asian Agri naik Rp 167,00/Kg, Citra Riau Sarana naik Rp223,27/Kg.
Namun kalau dipukul rata, harga CPO pekan ini mencapai Rp10.921,63/kg, sementara Kernel Rp7.276,40/kg. Angka ini naik Rp130,31 dari harga pekan lalu.
�







Komentar Via Facebook :