Berita / Sumatera /
GAPKI dan Mitra Susun Panduan Perlindungan Pekerja Perempuan, Jadi Rujukan Kebijakan Perusahaan Sawit
GAPKI Susel menggelar kegiatan Advokasi dan Perlindungan Pekerja Perempuan Perkebunan Sawit di Palembang. Foto: Dok. GAPKI
Palembang, elaeis.co – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatera Selatan (sumsel) menggelar kegiatan ‘Advokasi dan Perlindungan Pekerja Perempuan Perkebunan Sawit di Sumatera Selatan’.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menjadi bagian dari peluncuran Gerakan Perempuan Setara. Agenda ini diisi dengan seminar nasional, workshop, dan berbagai sesi dialog antar pemangku kepentingan.
Sebanyak 170 peserta hadir dalam kegiatan ini, baik dari unsur pemerintah, perusahaan anggota GAPKI, akademisi, organisasi pekerja, dan lembaga masyarakat sipil.
Ketua GAPKI Sumsel, Alex Sugiarto, mengatakan, peran pekerja perempuan di sektor sawit nasional sangat penting. “Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi pekerja perempuan di sektor sawit. Mulai dari jam kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, jaminan sosial, hingga relasi gender yang belum setara,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Jumat (8/8).
Dia juga menyampaikan bahwa GAPKi bersama mitra telah menyusun panduan perlindungan pekerja perempuan yang menjadi rujukan dalam kebijakan internal perusahaan. Arah gerakan ini adalah untuk mendorong sistem kerja yang lebih inklusif dan berpihak pada kelompok perempuan di lingkungan usaha.
“Kami ingin mendorong kebijakan internal yang lebih inklusif, berpihak kepada pekerja perempuan, dan membentuk komunitas gender di lingkungan kerja,” jelasnya.
Dalam seminar nasional, hadir narasumber dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Kementerian Ketenagakerjaan, serta organisasi pekerja seperti JAPBUSI. Di sesi workshop juga hadir perwakilan dari International Labour Organization (ILO) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, memberikan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan perlindungan bagi perempuan di sektor sawit.
“Kesetaraan itu bukan hanya soal jumlah, tetapi juga kesempatan dan perlindungan. Ini penting untuk keberlanjutan industri sawit,” ucapnya.
Pada kegiatan tersebut juga disematkan rompi kehormatan kepada dr. Hj. Ratu Tenny Leriva, MM sebagai Duta GEBIE. Selain itu, diberikan bantuan iuran BPJS Ketenagakerjaan kepada 1.000 pekerja informal perempuan di sektor sawit Sumsel.







Komentar Via Facebook :