https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Dukungan Pihak Ketiga Sangat Diharapkan Demi Sawit Berkelanjutan

Dukungan Pihak Ketiga Sangat Diharapkan Demi Sawit Berkelanjutan

Asisten Perekonomian Setdakab Inhu, Paino, saat menyampaikan sambutan pada Hari Temu Tani. Foto: elaeis.co/Hamdan


Rengat, elaeis.co .- Program Sekolah Lapangan Kelapa Sawit (SLKS) yang dilaksanakan Yayasan Widya Erti Indonesia (WEI) mendapat pujian dari Pemkab Indragiri Hulu (inhu), Provinsi Riau, karena berhasil mendampingi dan membimbing kelompok tani (poktan) kelapa sawit sehingga menjadi pekebun ramah lingkungan dan berhasil mengantongi sertifikat RSPO.

Sertifikat itu diperoleh Poktan Karya Serumpun yang berada di Kecamatan Batang Gansal dengan anggota sebanyak 304 petani kelapa sawit. Berkaca pada keberhasilan tersebut, Pemkab Inhu berharap WEI membuka jaringan yang lebih luas lagi dan membimbing poktan dan koperasi petani lainnya yang ada di daerah itu.

“SLKS ini bagus bagi pekebun yang berkelompok agar mendapat ilmu pengetahuan tentang budi daya kelapa sawit yang benar baik dari segi perawatan, memilih bibit berkualitas, sampai menjaga lingkungan agar tetap lestari,” kata Asisten Perekonomian Setdakab Inhu, Paino, di acara Hari Temu Tani baru-baru ini.

Dia menjelaskan, saat ini industri sawit Indonesia sedang melawan bermacam tantangan dari negara Eropa yang menuding sawit sebagai perusak hutan. Dia yakin sertifikat RSPO maupun ISPO yang dipegang petani bisa menepis kampanye hitam tersebut dan dampak positifnya CPO memiliki nilai tawar lebih tinggi.

“Semoga program ini bisa berkesinambungan dan ditularkan ke kelompok sawit lainnya. Dukungan pihak ketiga sangat dibutuhkan sebab ke depan sertifikat ISPO bakal diwajibkan pemerintah kepada semua petani sawit,” terangnya.

Dia mengungkapkan, baru-baru ini perwakilan ISPO telah menjumpai Bupati Inhu Rezita Meylani Yopi dan menyatakan siap mendampingi perusahaan-perusahaan atau asosiasi yang ingin mendapatkan sertifikat ISPO.

“Kabupaten Inhu tidak bisa lepas dari perkebunan kelapa sawit. Sebanyak 65.000 kepala keluarga menggantungkan hidup dari perkebunan kelapa sawit,” jelasnya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :