Bengkulu, elaeis.co - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu meminta perusahaan minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di daerah itu mematuhi penetapan harga tandan buah segar (TBS) sawit. 

Surat edaran (SE) Gubernur Bengkulu terkait dengan itu juga sudah disebarkan kesetiap perusahaan demi menjaga stabilitas harga TBS di Kabupaten Kaur.

"Kita minta pabrik agar tidak bermain-main dengan harga.  Sebab harga TBS ini urat nadinya para petani sawit," kata Ketua Komisi II DPRD Kaur, Najamudin SE, kemarin.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga meminta Pemkab Kaur secepatnya mengambil sikap terkait merosotnya harga TBS. Sebab menurutnya tidak ada lagi alasan perusahaan menurunkan harga TBS karena larangan ekspor CPO sudah dicabut.

"Ini menjadi perhatian kita bersama, semoga secepatnya ada solusi dari pemerintah agar petani sawit dapat kembali menikmati harga yang stabil," kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya juga secepatnya akan berkoordinasi dan tidak menutup kemungkinan akan memanggil ulang dua pabrik CPO yang ada di Kabupaten Kaur yakni PT Ciptamas Bumi Selaras (CBS) yang berada di Kecamatan Nasal dan PT Anugerah Pelangi Sukses (APLS) yang ada di Desa Beriang Tinggi, Kecamatan Tanjung Kemuning.

"Secepatnya akan kita komunikasikan agar ada perubahan harga sawit di pabrik dan sesuai dengan yang ditetapkan Pemprov," ujarnya.

Sementara Ketua Komisi III, Z Muslih meminta agar Pemkab Kaur mengambil tindakan tegas kepada perusahaan yang tidak mengindahkan harga yang ditetapkan Pemprov.

Sebab jika harga TBS terus merosot, petani sawit di daerah itu akan makin menderita. Apalagi saat ini TBS sawit menjadi salah satu komoditi unggulan petani Kaur selain karet dan kopi.

"Secepatnya bila tak ada perubahan, saya akan mengajak rekan-rekan lintas komisi untuk kembali memanggil pimpinan pabrik dan OPD terkait membahas harga TBS sawit ini," pungkasnya.