Berita / Nasional /
Dirut BPDP: Sawit Penopang Neraca Perdagangan Nonmigas Indonesia
Eddy Abdurrahman. foto: ist.
Jakarta, elaeis.co – Di tengah tekanan ekonomi global yang tak menentu, kelapa sawit tetap kokoh berdiri sebagai penyelamat bagi pendapatan negara.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Eddy Abdurrahman, mengungkapkan bahwa ekspor sawit selama ini menjadi penopang utama neraca perdagangan nonmigas Indonesia dan berperan strategis terhadap devisa negara.
“Tanpa ekspor sawit, neraca nonmigas kita bisa terus menerus defisit,” ujarnya dalam rilis media, kemarin.
Data dari PASPI Monitor (2021) menyebutkan, setiap kali ekspor sawit dikeluarkan dari perhitungan, neraca perdagangan nonmigas Indonesia langsung mencatat defisit. Namun, saat devisa sawit turut diperhitungkan, posisi neraca nonmigas justru berubah menjadi surplus dan berlangsung secara konsisten.
Puncak kontribusi sawit terjadi pada masa pandemi Covid-19 (2020–2021). Ketika sebagian besar sektor ekspor melemah akibat pembatasan global, ekspor sawit justru tetap melaju dan menyumbang devisa besar bagi negara.
“Devisa sawit menjadi penopang utama ketika ekspor sektor lain terpuruk,” sebutnya.
Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) tahun 2024, kontribusi ekspor produk sawit terhadap ekspor nonmigas mencapai sekitar 12 persen. Angka ini menjadi bukti bahwa sawit bukan hanya penting, melainkan vital bagi perekonomian nasional.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, peran devisa sawit begitu menonjol. Laporan PASPI juga mencatat bahwa hanya pada tahun 2010, 2011, dan 2020 neraca perdagangan nonmigas Indonesia dapat mencatat surplus tanpa kontribusi devisa dari sawit. Di tahun-tahun lainnya, defisit tak terhindarkan jika devisa sawit tidak dihitung.
Grafik yang dianalisis PASPI memperlihatkan perbedaan mencolok antara neraca nonmigas yang mengikutsertakan devisa sawit dan yang tidak. Dengan devisa sawit, surplus tercipta secara konsisten. Tanpanya, neraca terlihat rapuh dan tidak stabil.
Dengan kata lain, kehadiran devisa sawit tak hanya membantu neraca nonmigas tetap stabil, tetapi juga berperan besar dalam menyeimbangkan keseluruhan neraca perdagangan Indonesia.
“Surplus pada neraca nonmigas sangat dibutuhkan demi menjaga keseimbangan ekonomi nasional,” ungkapnya.
Tak hanya sebagai bahan baku untuk industri makanan dan kosmetik, sawit juga menjadi tulang punggung bagi jutaan petani dan tenaga kerja di sektor perkebunan.
“Di tengah ketidakpastian global, ekspor sawit merupakan solusi strategis yang terus memberikan dampak positif bagi perekonomian,” tutup Eddy.







Komentar Via Facebook :