Jakarta, elaeis.co - Ekspor minyak sawit (CPO) Indonesia melonjak paska pencabutan larangan ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Juni 2022 ekspor CPO mencapai 1.763.300 ton. Sedangkan Mei tahun ini, ekspor CPO hanya 182.800 ton dan April 2022 sebesar 1.526.200 ton.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, produk sawit paling banyak diekspor ke Pakistan dengan nilai mencapai USD 450,63 juta. Menyusul China sebesar USD 314,38 juta, India USD 270,57 juta, dan Bangladesh USD 160,65 juta.

"Ekspor sawit kita ke Pakistan meningkat 1958,89 persen, kemudian ke Tiongkok meningkat 291,10 persen," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/7).

Baca juga: Larangan Dicabut, Ekspor CPO Langsung Meroket

Jika diklasifikasikan berdasarkan asalnya, ekspor produk kelapa sawit Indonesia paling banyak berasal dari Provinsi Riau. Nilainya pada Juni 2022 mencapai USD 982,95 juta atau meningkat sebesar 1.064,50 persen dibandingkan Mei.

Posisi kedua penyumbang terbesar ekspor sawit adalah Sumatera Utara, nilainya di bulan Juni adalah USD 423,75 juta atau meningkat 706,83 persen dibandingkan bulan Mei.

Kalimantan Timur menduduki peringkat ketiga penyumbang terbesar ekspor sawit dengan nilai USD 383,15 juta atau meningkat 3.275,17 persen. Di posisi empat besar adalah Sumatera Barat, nilainya USD 230,13 juta atau meningkat 1.110,11 persen.

"Memang terkonsentrasi di Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Sumatera Barat," jelas Margo.